
Garut, RuangRakyatGarut.id – Bencana alam berupa tanah longsor kembali mengancam permukiman warga di wilayah Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa Erik Ahmad Ibrahim. Peristiwa yang terjadi baru-baru ini langsung direspons cepat oleh pemerintah desa setempat bersama unsur TNI, Polri, dan relawan desa.
Kepala Desa Erik Ahmad Ibrahim tidak tinggal diam. Didampingi oleh Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta sejumlah relawan, ia langsung turun ke lokasi kejadian untuk melihat kondisi tanah dan rumah warga yang terdampak longsor.
Dalam keterangannya kepada media, Erik menyampaikan bahwa langkah pertama yang dilakukan adalah memastikan keselamatan warga. Salah satu rumah warga yang posisinya rawan longsor diminta untuk segera dikosongkan sementara waktu.
“Kami minta kepada penghuni rumah yang terdampak untuk segera pindah sementara ke tempat yang lebih aman, dalam hal ini ke rumah anaknya sendiri, agar terhindar dari bahaya yang lebih besar. Ini langkah sementara sambil kita menunggu perbaikan dan penanganan dari pihak terkait,” ujar Erik Ahmad Ibrahim di lokasi.
Lebih lanjut, Erik menjelaskan bahwa kejadian ini adalah bencana alam yang harus segera mendapatkan perhatian dari seluruh pihak. Ia berharap koordinasi lintas sektor, mulai dari pemerintah kecamatan hingga kabupaten, dapat mempercepat proses evakuasi dan perbaikan infrastruktur yang rusak.
“Kami dari pemerintah desa akan terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Garut dan dinas teknis lainnya untuk segera melakukan langkah-langkah penanggulangan. Jangan sampai masyarakat menjadi korban karena lambatnya penanganan,” tegas Erik.
Di lokasi, tampak sejumlah aparat TNI dari unsur Babinsa dan aparat kepolisian dari Bhabinkamtibmas turut membantu proses pendataan dan evakuasi ringan. Para relawan desa juga bahu membahu membersihkan area yang terkena longsoran, sambil membantu warga memindahkan barang-barang penting ke tempat yang lebih aman.
Longsor yang terjadi diduga dipicu oleh curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir yang menyebabkan kondisi tanah menjadi labil, terlebih di daerah yang memiliki kontur perbukitan dan tebing.
Pihak desa pun mengimbau seluruh warga, khususnya yang tinggal di wilayah rawan bencana seperti lereng bukit atau tepi tebing, untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera melapor apabila terjadi retakan tanah atau tanda-tanda pergerakan tanah.
“Keselamatan adalah yang utama. Kami minta warga jangan menunggu sampai kejadian besar terjadi. Jika ada tanda-tanda longsor seperti tanah retak, pohon miring, atau suara gemuruh, segera lapor dan mengungsi,” pesan Erik kepada warga.
Pemerintah desa juga berencana akan mengadakan posko siaga bencana serta menyiapkan tempat penampungan sementara bagi warga terdampak apabila cuaca ekstrem terus berlanjut.
Warga sekitar pun mengapresiasi langkah cepat dan kehadiran langsung Kepala Desa bersama aparat dan relawan. Hal ini memberikan rasa aman dan kepercayaan bahwa penanganan dilakukan dengan serius.
“Kami merasa lebih tenang karena Pak Kades langsung datang dan peduli dengan kondisi kami. Mudah-mudahan bantuan segera datang dan rumah kami bisa diperbaiki,” ujar salah satu warga yang rumahnya terdampak longsor.
Musibah ini menjadi pengingat bahwa kewaspadaan terhadap bencana alam harus terus ditingkatkan, terlebih di musim penghujan. Pemerintah desa, aparat keamanan, dan masyarakat diharapkan dapat terus menjalin sinergi dalam menghadapi potensi bencana secara tanggap dan tepat sasaran. (Wan)