
Oplus_0
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Kondisi infrastruktur jalan yang memprihatinkan kembali menjadi sorotan publik setelah aktivis sosial Feri Nurdiansyah mengangkat persoalan rusaknya jalan di Kampung Burujul Kidul, Kelurahan Sukanegla, Kecamatan Garut Kota,Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Sementara,jalan yang menjadi urat nadi aktivitas warga tersebut dikabarkan mengalami kerusakan parah dan hingga kini belum mendapat penanganan serius dari pihak berwenang.
Dalam pernyataannya kepada media, Feri Nurdiansyah mengungkapkan keprihatinan mendalam atas kelambanan respons dari pemerintah daerah, terutama pihak Kelurahan Sukanegla. Ia menilai bahwa permasalahan jalan rusak di kampung tersebut telah berlangsung cukup lama dan dibiarkan tanpa solusi yang memadai.
Bahkan, ia menduga ada unsur pembiaran dari pihak terkait yang seolah-olah menutup mata terhadap penderitaan warga.
“Jalan ini merupakan akses utama warga untuk beraktivitas, baik itu pergi bekerja, ke sekolah, hingga mengangkut hasil pertanian. Sayangnya, kondisi jalan yang penuh lubang, becek saat hujan, dan berdebu saat panas, membuat warga sangat terganggu. Sudah bertahun-tahun rusak tapi tetap saja tidak ada tindakan konkret,” ujar Feri. Selasa, (10/06/2025).
Ia menambahkan, upaya warga untuk mengadukan kondisi tersebut sebenarnya sudah dilakukan berkali-kali. Mulai dari mengajukan laporan ke kelurahan, menyampaikan keluhan saat musyawarah warga, hingga mengunggah foto-foto kondisi jalan ke media sosial dengan harapan ada perhatian dari pihak pemerintah. Namun semua itu, menurutnya, tidak membuahkan hasil.
“Kami sudah capek bicara. Rasanya seperti menjerit di tengah hutan. Tidak ada respons, tidak ada kehadiran pemerintah. Padahal ini wilayah kota, bukan pelosok yang sulit dijangkau,” imbuhnya dengan nada kesal.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Kerusakan jalan ini, kata Feri, bukan hanya masalah estetika atau kenyamanan, tapi sudah masuk dalam ranah krisis sosial dan ekonomi. Banyak warga yang mengeluhkan kendaraan mereka cepat rusak karena harus melewati jalan berlubang setiap hari.
Anak-anak sekolah pun kerap terlambat karena sulitnya akses saat hujan turun. Bahkan, beberapa pengemudi ojek online dan pengangkut barang mulai enggan mengambil order ke wilayah tersebut.
Yang lebih mengkhawatirkan, para petani lokal yang menggantungkan hidup pada hasil kebun merasa kesulitan mengangkut hasil panen. Mereka harus mengeluarkan ongkos lebih untuk menyewa kendaraan yang bisa melewati medan berat atau harus memanggul hasil panen secara manual ke jalan utama.
“Kalau musim panen, biasanya warga menggunakan motor untuk membawa hasil bumi ke pasar. Tapi sekarang harus putar arah lebih jauh karena jalan utama tidak bisa dilalui. Ini jelas menambah biaya operasional dan mengurangi pendapatan petani,” tutur Feri.
Seruan Kepada Pemerintah dan DPRD
Atas situasi ini, Feri mendesak Pemkab Garut, khususnya Dinas PUPR dan Camat Garut Kota, untuk segera turun tangan meninjau langsung lokasi. Ia juga meminta agar DPRD Garut, khususnya anggota dewan yang berasal dari Dapil Garut Kota, tidak tinggal diam.
“Kami tidak ingin mendengar alasan klasik seperti keterbatasan anggaran atau belum masuk prioritas. Rakyat membayar pajak, memilih wakil rakyat, tapi saat rakyat butuh, semuanya hilang entah ke mana,” tegasnya.
Ia juga menyinggung pentingnya transparansi dalam proses perencanaan pembangunan.
Menurut Feri, banyak warga tidak tahu apakah jalan di kampung mereka masuk dalam rencana pembangunan tahunan atau tidak. Karena itu, ia mendorong pemerintah membuka data Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) secara transparan agar masyarakat bisa ikut mengawal dan mengetahui prioritas pembangunan.
Respons Warga dan Harapan
Keluhan Feri mendapat sambutan luas dari warga sekitar. Beberapa tokoh masyarakat di Kampung Burujul Kidul turut menyatakan keprihatinan mereka. Mereka berharap suara yang disampaikan Feri bisa menggugah kesadaran pihak-pihak terkait untuk segera mengambil tindakan nyata.
“Kami sudah lama merasa seperti warga kelas dua. Jalan rusak, saluran air mampet, penerangan jalan juga minim. Padahal kami tinggal di pusat kota Garut,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Warga berharap agar pemerintah daerah segera mengalokasikan anggaran untuk perbaikan jalan dan melakukan pengawasan secara berkala terhadap kondisi infrastruktur di seluruh wilayah, termasuk perkampungan padat penduduk seperti Burujul Kidul.
Belum Ada Respons Resmi
Hingga berita ini diturunkan, pihak Kelurahan Sukanegla maupun pejabat Kecamatan Garut Kota belum memberikan keterangan resmi terkait tudingan Feri Nurdiansyah. Media ini telah mencoba menghubungi beberapa pejabat terkait, namun belum mendapat jawaban hingga saat ini.
Kasus jalan rusak di Burujul Kidul menjadi satu dari sekian banyak persoalan infrastruktur yang dihadapi warga Garut. Di tengah gencarnya pembangunan kota, suara-suara dari kampung-kampung seperti ini kerap terabaikan. Kini, warga berharap ada perubahan nyata, bukan sekadar janji manis dari atas podium. (*)