
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Di tengah derasnya arus urbanisasi dan ketimpangan ekonomi di pedesaan, muncul sosok inspiratif dari Kampung Sindangsari, Desa Samarang, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Yusuf Ridwan, seorang warga biasa dengan semangat luar biasa, telah menjadikan camilan sederhana menjadi sumber penghidupan puluhan keluarga lewat brand “Makroni Cikruh Si Naruto”.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ia kelola bukan hanya menyajikan rasa pedas gurih yang digemari banyak orang, tapi juga membawa dampak sosial yang nyata:
Menciptakan lapangan kerja lokal, Memberdayakan ibu rumah tangga, dan memberikan peluang hidup layak di kampung halaman.
Awal Langkah dari Dapur Sederhana
Perjalanan usaha Yusuf dimulai dari sesuatu yang sangat sederhana: dapur rumah. Berbekal resep turun-temurun dan insting kewirausahaan, Yusuf mulai memproduksi makaroni dengan cita rasa khas Garut. Bukan hanya pedas, tapi juga renyah dan menggugah selera.
“Dulu cuma produksi belasan bungkus per hari, itupun dijual ke tetangga dan warung sekitar,” kenang Yusuf. “Tapi saya percaya, asal konsisten, usaha kecil bisa jadi besar. Yang penting bukan cuma untung, tapi juga bermanfaat.” ucapnya saat diwawancarai awak media. Minggu,(13/07/2025).
Keyakinannya itu terbukti. Lambat laun, produk “Si Naruto” dikenal dari mulut ke mulut. Kini, produksi harian mencapai ratusan bungkus, dan Yusuf mempekerjakan lebih dari 30 orang, sebagian besar dari kalangan ibu rumah tangga dan para santri.
Sistem Kerja yang Fleksibel dan Manusiawi
Berbeda dengan industri besar yang kaku dan berorientasi target tinggi, Yusuf menerapkan sistem kerja bergilir dan fleksibel. Ia memahami bahwa para pekerjanya bukan hanya buruh produksi, tapi juga ibu, pelajar, dan anggota keluarga yang punya peran ganda.
“Saya atur jadwal agar mereka tetap bisa antar anak sekolah, ngaji, dan kerja rumah. Di sini kita kerja sambil belajar dan saling jaga,” ujarnya.
Selain produksi, para pekerja juga diberi pelatihan dasar tentang pengemasan, kebersihan makanan, dan strategi pemasaran. Yusuf percaya, keterampilan adalah modal jangka panjang yang lebih berharga dari sekadar upah harian.
Strategi Penjualan: Kolaborasi dan Digitalisasi
Produk “Makroni Cikruh Si Naruto” dipasarkan secara lokal dan digital. Yusuf menjalin kerja sama dengan warung-warung tradisional di wilayah Garut, membuka peluang bagi reseller pemula, hingga menjajakan produknya melalui platform digital dan pesan instan.
“Di masa sekarang, jualan tak harus punya toko besar. Cukup HP dan niat. Banyak yang jadi reseller dan dapat penghasilan tambahan,” kata Yusuf.
Setiap Ramadan, musim liburan, dan momen akhir tahun, permintaan bisa melonjak dua kali lipat. Ini menjadi bukti bahwa produk lokal memiliki potensi besar jika dikemas dengan baik dan ditopang jaringan distribusi yang adaptif.
Dampak Sosial: Turunkan Kemiskinan, Bangun Harga Diri
Lebih dari sekadar urusan ekonomi, UMKM ini juga menyentuh aspek sosial dan spiritual. Yusuf mengaku sering menyaksikan perubahan drastis pada para pekerjanya: dari yang dulunya menganggur, kini punya penghasilan dan semangat hidup baru.
“Beberapa ibu bilang, sekarang mereka bisa belanja tanpa utang, bantu suami, bahkan bantu biaya sekolah anak. Itu yang bikin saya terus semangat,” tuturnya, matanya berbinar.
UMKM “Si Naruto” pun menjadi magnet positif bagi warga desa lain. Beberapa anak muda yang tadinya ingin merantau kini memilih bertahan dan belajar produksi dari Yusuf.
Suara Harapan kepada Pemerintah dan Media
Meski berkembang secara organik dan mandiri, Yusuf Ridwan menyampaikan harapan besar pada pemerintah. Ia menyoroti pentingnya akses pelatihan lanjutan, bantuan legalisasi produk, dan dukungan promosi.
“Kalau bisa dibantu pelatihan kemasan modern, sertifikasi halal, atau koneksi ke toko ritel besar, dampaknya akan lebih luas lagi. Sekarang banyak yang tertahan karena keterbatasan fasilitas,” ujarnya.
Ia juga menyoroti minimnya pemberitaan media tentang UMKM lokal yang justru punya dampak nyata di masyarakat bawah.
“Media sebaiknya tak hanya meliput hal-hal sensasional, tapi juga perjuangan kecil yang memberi dampak besar. Supaya jadi inspirasi buat banyak orang,” ucapnya.
Mimpi Besar: Ekonomi Rakyat Naik Kelas
Yusuf tak berhenti di “Si Naruto”. Ia bermimpi membentuk koperasi produksi yang melibatkan pelaku usaha kecil se-kecamatan Samarang. Ia yakin, bila setiap desa punya satu UMKM yang kuat dan mandiri, maka angka kemiskinan bisa ditekan secara signifikan.
“Ini bukan utopia. Saya sudah lihat sendiri. Kalau satu usaha bisa bantu 30 orang, bayangkan kalau di Garut ada 1000 usaha seperti ini. Kita bisa mandiri, tanpa bergantung terus pada bantuan,” tegasnya.
Jalan Kebaikan dari Camilan Pedas
“Makroni Cikruh Si Naruto” bukan sekadar jajanan pedas yang laris di pasaran. Ia adalah bukti nyata bahwa dari dapur kampung pun bisa lahir gerakan besar: gerakan kemandirian ekonomi, pemberdayaan sosial, dan kebangkitan desa.
Yusuf Ridwan, sang pelopor, telah menunjukkan jalan: bahwa usaha kecil, jika ditekuni dengan niat baik dan semangat kolaboratif, dapat menyalakan harapan besar bagi masa depan ekonomi rakyat Garut.
“Jangan pernah anggap remeh usaha kecil. Justru dari hal kecil itulah perubahan besar bisa dimulai,” pungkasnya. (**)