
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Kepedulian terhadap masyarakat miskin dan kurang mampu terus menjadi komitmen utama Yudha Puja Turnawan, anggota DPRD Kabupaten Garut dari Fraksi PDI Perjuangan. Kali ini, Yudha kembali terjun langsung ke lapangan meninjau kondisi rumah tidak layak huni milik Pak Darussalam, warga Kampung Balariuk, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Garut Kota.
Rumah yang dihuni oleh tiga kepala keluarga dengan total 14 jiwa ini sudah dalam kondisi sangat mengkhawatirkan. Selain reyot dan lapuk, struktur bangunannya pun sudah tidak lagi aman untuk dihuni. Warga sekitar yang dipimpin oleh Ketua RT setempat, Ringgip, bahkan menyatakan rumah tersebut harus segera dirubuhkan karena dinilai membahayakan keselamatan penghuninya.
“Rumah ini sudah tidak layak, atapnya rapuh, tembok sudah retak, dan sangat mengancam keselamatan. Kalau tidak segera dirubuhkan, bisa membahayakan. Kami warga setempat sudah sepakat, rumah ini harus dirobohkan,” ujar Pak RT Ringgip saat mendampingi kunjungan.
Dalam kunjungan tersebut, Yudha didampingi oleh Camat Garut Kota, Rena Sudrajat, Lurah Cimuncang Deden beserta jajarannya, petugas dari Dinas Sosial Kabupaten Garut termasuk Bidang Rehabilitasi Sosial dan Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, serta pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Semua pihak hadir menunjukkan bahwa sinergi pemerintah lintas sektor sangat penting untuk menjawab persoalan sosial di tengah masyarakat.
“Saya hadir di sini sebagai wakil rakyat, bukan hanya untuk menyaksikan langsung kondisi Pak Darussalam dan keluarganya, tetapi juga untuk mendorong agar seluruh elemen pemerintah dan lembaga kemanusiaan bisa berkolaborasi dalam memberikan bantuan nyata,” ujar Yudha dalam keterangannya kepada media. Rabu,(14/05/2025).
Menurutnya, Pemkab Garut perlu segera mengupayakan kolaborasi pendanaan dari berbagai sumber, baik dari pemerintah maupun lembaga non-pemerintah. Ia menyebut beberapa alternatif sumber dana yang bisa diakses, mulai dari iuran KORPRI, dana Corporate Social Responsibility (CSR) BUMD, hingga dana sosial dari lembaga seperti Baznas Kabupaten Garut.
“Saya berharap Pak Camat bisa mengajukan permohonan bantuan kepada Baznas Garut. Karena para ASN di kecamatan dan kelurahan juga sudah menunaikan zakatnya ke Baznas, saya kira sangat layak bila Baznas ikut membantu membangun kembali rumah Pak Darussalam,” jelas Yudha.
Tidak hanya sampai di situ, Yudha juga mendorong adanya asesmen dari Kementerian Sosial melalui Dinas Sosial Kabupaten Garut agar rumah tersebut bisa masuk dalam program Rumah Sejahtera Terpadu (RST). Menurutnya, program ini akan sangat membantu dalam mempercepat pembangunan rumah layak huni bagi warga miskin.
“Kondisi seperti ini mestinya menjadi prioritas dalam program-program bantuan pemerintah pusat. Apalagi di rumah ini bukan hanya keluarga Pak Darussalam yang tinggal, ada juga mertuanya dan adik iparnya. Ini tiga kepala keluarga yang butuh perhatian,” ujarnya.
Yudha juga menekankan bahwa bantuan yang diberikan kepada keluarga miskin seperti Pak Darussalam harus berkelanjutan. Oleh karena itu, ia berencana mendorong adanya bantuan kewirausahaan, agar keluarga tersebut bisa bangkit secara ekonomi dan tidak terus-menerus bergantung pada bantuan sosial.
“Kami juga akan membantu dalam bentuk pelatihan dan modal usaha. Harapan saya, keluarga Pak Darussalam tidak hanya terbantu secara tempat tinggal, tapi juga bisa hidup lebih sejahtera ke depan,” tegasnya.
Kunjungan tersebut sekaligus menjadi pengingat bahwa persoalan kemiskinan dan rumah tidak layak huni masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah daerah. Oleh karena itu, sinergi antara legislatif, eksekutif, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjawab kebutuhan dasar warga secara menyeluruh.
Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor, diharapkan keluarga Pak Darussalam dan warga lainnya yang bernasib serupa dapat segera merasakan kehadiran negara dalam kehidupan mereka. (“*)