
Garut,RuangRakyatGarut.id – Di tengah dinginnya suasana malam, di Jalan Bank No. 34, Garut Kota, tampak semarak dan penuh energi. Deretan manusia berdiri berjajar di trotoar, menunggu giliran dengan wajah antusias. Fenomena ini bukan berkaitan dengan konser artis ibu kota atau pembagian bansos, melainkan kehadiran sebuah tempat makan baru yang kini viral dan mencuri perhatian publik: Wizzmie Garut.
Wizzmie, gerai mie kekinian yang baru dibuka beberapa hari lalu, langsung diserbu warga dari berbagai kalangan. Nama Wizzmie mencuat berkat kehadirannya di berbagai platform media sosial, terutama TikTok dan Instagram, yang memperlihatkan antrean panjang dan ulasan positif dari para pembeli. Tak heran, setiap hari lokasi ini dipadati pengunjung dari berbagai penjuru kota.
“Saya penasaran karena viral di TikTok. Katanya mie-nya pedas, topping-nya banyak, dan rasanya beda. Saya dan teman-teman sengaja datang pagi agar dapat giliran cepat,” ujar Intan (21), mahasiswi dari Tarogong, yang terlihat memegang cup mie bertabur beef spicy dan sosis meleleh.
Lebih dari Sekadar Mie Instan
Daya tarik Wizzmie bukan hanya pada penyajiannya yang kekinian atau promosi viral di media sosial, tetapi juga karena kualitas rasa dan komitmen terhadap inovasi. Mie yang disajikan di outlet ini diracik dengan bumbu khas yang diolah secara mandiri. Tak ada bumbu instan sachet seperti kebanyakan warung mie lainnya.
“Kami ingin menyuguhkan pengalaman makan mie yang benar-benar berbeda. Bumbunya kami racik sendiri, tanpa MSG berlebihan. Ada ayam crispy, sosis leleh, beef spicy, dan varian level pedas dari 1 sampai 5. Mie-nya kami masak dengan takaran dan teknik khusus,” jelas Yuli Aziz, CEO sekaligus Owner Wizzmie Garut.
Menurut Yuli, konsep Wizzmie adalah memadukan kualitas rasa, tampilan menarik, dan suasana outlet yang nyaman serta instagramable semua dirancang agar generasi muda bisa menikmati mie bukan hanya sebagai makanan, tapi juga sebagai pengalaman sosial.
Daya Tarik Digital dan Budaya Antre
Tidak sedikit content creator lokal yang turut mempopulerkan Wizzmie. Salah satunya adalah Dika (25), seorang influencer Garut yang mengunggah ulasan jujurnya ke TikTok:
“Awalnya mikir ini cuma mie biasa yang dibungkus konten. Tapi pas cobain, rasanya memang beda. Bumbunya nempel, porsinya pas, dan topping-nya tidak pelit. Ini mie dengan karakter,” ujarnya. Sabtu malam, (12/07/2025).
Yang lebih menarik, antrean panjang yang biasanya jadi keluhan, di Wizzmie justru jadi highlight. Banyak pengunjung datang berombongan, merekam proses antre, makan, hingga review makanan mereka untuk diunggah ke media sosial. Bagi warga Garut, pengalaman ini menjadi bagian dari gaya hidup baru.
“Saya datang sama keluarga. Meski harus nunggu lama, tapi seru. Sambil ngobrol, foto-foto, bikin vlog kecil-kecilan. Ini bukan cuma beli mie, tapi jadi tempat nongkrong kekinian,” kata Asep, warga Margawati.
Semangat Ekonomi Lokal dan Pemberdayaan Anak Muda
Di balik kesuksesan gerai ini, Wizzmie mengusung semangat ekonomi kreatif yang berpihak pada lokalitas. Salah satu owner, Rudi Permana, mengungkapkan bahwa Wizzmie bertekad menjadi bagian dari gerakan pembangunan ekonomi berbasis komunitas.
“Seluruh tim operasional kami adalah anak-anak muda Garut. Supplier bahan baku pun kami ambil dari produsen lokal. Bahkan interior dan desain outlet dikerjakan oleh seniman dan desainer Garut. Kami ingin memberi peluang kerja, membangkitkan ekonomi, dan membangun semangat berdaya dari kota sendiri,” kata Rudi.
Lebih dari sekadar warung mie, Wizzmie menggabungkan konsep kuliner, ekonomi kreatif, pemasaran digital, dan nilai pemberdayaan sosial. Bahkan untuk urusan harga, mereka tetap berpihak pada kantong rakyat.
“Kami ingin produk ini bisa dinikmati semua kalangan. Walau tampilannya kekinian dan rasanya premium, harga tetap merakyat. Ini prinsip kami,” tambah manajer outlet.
Dukungan Pemerintah dan Harapan Besar
Melihat antusiasme warga yang tinggi, dukungan dari pemerintah daerah pun mengalir. Wakil Bupati Garut, dr. Putri Karlina, hadir langsung dalam acara grand opening Wizzmie dan memberikan apresiasi atas inisiatif kreatif tersebut.
“Saya bangga dengan inovasi anak muda seperti ini. Tidak hanya menciptakan peluang usaha, tapi juga menunjukkan bahwa Garut punya potensi besar dalam industri kreatif. Kita harus dukung gerakan lokal seperti Wizzmie agar tumbuh dan membawa nama Garut ke tingkat nasional,” tutur Putri dalam sambutannya.
Dari Semangkuk Mie Menuju Identitas Baru
Kesuksesan Wizzmie adalah bukti nyata bahwa inovasi besar tak harus dimulai dari modal raksasa atau produk rumit. Dari semangkuk mie pun, anak-anak muda Garut mampu menciptakan sesuatu yang berdampak besar baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun budaya.
Kini Wizzmie bukan hanya kuliner viral, tapi juga simbol pergerakan anak muda Garut yang kreatif, progresif, dan berani tampil beda. Di tengah persaingan bisnis yang ketat, Wizzmie memilih jalan yang jujur: rasa yang otentik, pelayanan ramah, dan branding yang membumi.
Dan soal antrean panjang? Bagi warga Garut, itu bukan keluhan, melainkan tanda bahwa produk ini layak dinanti. Karena di balik semangkuk mie itu, tersimpan rasa, kerja keras, dan harapan akan masa depan ekonomi lokal yang lebih cerah. (*)