
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Di balik udara sejuk dan hamparan perkebunan hijau Kecamatan Pasirwangi,Kabupaten Garut , Jawa Barat tepatnya di wilayah Desa Padasih, tersimpan keluhan panjang dari warga yang selama bertahun-tahun harus berjibaku dengan kondisi jalan rusak yang kian parah.
Harapan akan akses jalan yang layak seolah menjadi angan-angan, karena menurut warga, pemerintah desa seperti diam dan tak menunjukkan tanda-tanda akan bertindak.
Keluhan itu datang dari berbagai lapisan masyarakat. Salah satunya Iwan (38), warga Dusun 2 Desa Padasih yang sehari-hari berprofesi sebagai pengangkut sayur. Dalam wawancaranya, Iwan mengungkapkan kekecewaan mendalam atas sikap pemerintah desa yang dinilai tidak proaktif terhadap aspirasi masyarakat.
“Ini jalan dipakai ribuan orang setiap harinya. Anak sekolah, petani, warga yang ke pasar, semua lewat sini. Tapi kondisinya memprihatinkan. Sudah banyak pengendara jatuh, terutama saat musim hujan karena jalan licin dan penuh lubang. Pemerintah desa? Diam saja, seolah tidak terjadi apa-apa,” ujar Iwan, Sabtu (21/06/2025).
Jalan Rusak, Risiko Tinggi
Pantauan tim media di lapangan menunjukkan bahwa ruas jalan utama di kawasan Padasih mengalami kerusakan cukup parah. Aspal mengelupas, batu kerikil berserakan, dan beberapa bagian jalan bahkan berubah menjadi kubangan lumpur saat hujan turun. Jalan tersebut merupakan jalur penghubung antar dusun dan menjadi akses utama warga menuju pusat Kecamatan Pasirwangi maupun ke arah perkotaan Garut.
Warga lainnya, Neneng (43), seorang ibu rumah tangga yang setiap hari mengantar anaknya ke sekolah dengan sepeda motor, mengaku sering merasa cemas. Ia pernah nyaris terjatuh karena bannya selip di jalanan licin.
“Saya sudah dua kali hampir jatuh. Bahkan tetangga saya sampai dibawa ke klinik karena luka-luka jatuh di jalan itu. Kami ini warga biasa, hanya bisa mengeluh. Tapi apakah keluhan kami ini tidak dianggap penting?” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Pemerintah Desa Diduga Bungkam
Kekecewaan warga tak hanya pada lambannya penanganan, tapi juga pada minimnya komunikasi dari pihak pemerintah desa. Menurut beberapa warga, mereka telah beberapa kali menyampaikan aspirasi secara lisan maupun tertulis, namun tidak pernah mendapat balasan atau kejelasan mengenai tindak lanjut.
“Dari mulai rapat RT sampai forum musyawarah desa, kami sudah sampaikan. Tapi ujung-ujungnya tidak ada realisasi. Pemerintah desa seolah bungkam. Ini jalan kebutuhan bersama, bukan jalan pribadi,” kata Rudi (50), tokoh masyarakat setempat.
Kesan “bungkam” inilah yang kemudian memicu dugaan adanya pembiaran atau bahkan kemungkinan ketidakterbukaan dalam penggunaan dana desa yang seharusnya juga dialokasikan untuk infrastruktur dasar seperti jalan.
Tidak Ada Transparansi Anggaran
Aktivis muda Garut, Radit Julian, S.E., yang juga sering memantau isu-isu desa menyebutkan bahwa persoalan jalan rusak di desa-desa seperti Padasih bisa jadi merupakan dampak dari rendahnya transparansi pengelolaan anggaran desa.
“Setiap tahun desa menerima Dana Desa dan Alokasi Dana Desa dari pemerintah pusat dan kabupaten. Tapi pertanyaannya: sejauh mana penggunaan anggaran itu disampaikan secara terbuka? Jika jalan yang begitu penting dibiarkan rusak, publik berhak curiga dan meminta pertanggungjawaban,” tegas Radit.
Ia juga meminta agar Inspektorat Kabupaten Garut dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) segera melakukan evaluasi terhadap kinerja dan pelaporan keuangan Pemerintah Desa Padasih.
Harapan dan Tuntutan Warga
Warga Desa Padasih kini berharap suara mereka bisa didengar oleh para pemangku kepentingan. Mereka menuntut agar jalan segera diperbaiki sebelum jatuh korban lebih banyak. Selain itu, masyarakat juga mendesak agar pemerintah desa lebih terbuka, responsif, dan tidak bersikap acuh terhadap penderitaan warganya sendiri.
“Kami bukan menuntut yang mewah, hanya ingin jalan yang layak agar anak kami tidak terluka saat berangkat sekolah, agar petani bisa mengangkut hasil panennya tanpa tergelincir, dan agar ibu-ibu tidak harus was-was tiap keluar rumah. Ini hak dasar kami sebagai warga negara,” tegas Iwan, penuh harap.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak Pemerintah Desa Padasih belum memberikan tanggapan resmi, meskipun awak media telah berusaha menghubungi melalui berbagai jalur komunikasi. (B2)