
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Program penghijauan yang menjadi bagian dari sinergi lintas sektor di Kabupaten Garut kembali berlanjut ke Tahap IV. Di tengah tantangan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin nyata, Rakyat Garut Peduli (RAGAP) menegaskan kesiapannya untuk terus mengawal jalannya program ini.
Tedi,menegaskan bahwa pihaknya akan aktif memantau dan mendorong keberhasilan program melalui pendekatan kolaboratif bersama pemerintah, perusahaan, LSM, dan masyarakat.
Dalam keterangannya kepada media,Tedi Sutardi menjelaskan bahwa tahap keempat ini bukan sekadar kelanjutan teknis dari program sebelumnya, melainkan titik evaluasi penting yang menentukan arah keberlanjutan program ke depan. Fokus utama pada tahap ini adalah pengecekan kawasan tanam untuk menilai sejauh mana bibit yang telah ditanam pada tahap-tahap sebelumnya berhasil tumbuh dan berkembang.
“Kami tidak hanya hadir sebagai pengamat, tetapi sebagai penggerak dan penjaga semangat kolaborasi. RAGAP akan berada di tengah-tengah masyarakat, bersama dengan pemerintah dan unsur lainnya, untuk memastikan bahwa program penghijauan ini benar-benar membawa manfaat yang nyata,” ujar Tedi dengan nada tegas. Kamis, (22/05/2025).
Menurutnya, target minimal 90 persen keberhasilan tanaman tumbuh bukan sekadar angka, melainkan cerminan dari keseriusan semua pihak dalam menjaga lingkungan. Ia menilai bahwa keberhasilan program ini harus dilihat dari dua sisi: aspek ekologis dan aspek ekonomi.
“Jika pohon tumbuh, lingkungan membaik. Tapi jika kita kelola dengan benar, kawasan penghijauan ini bisa menjadi sumber ekonomi masyarakat. Itulah kenapa kami menekankan pentingnya sinergi berkelanjutan,” lanjutnya.
Program penghijauan yang digagas sejak beberapa waktu lalu ini melibatkan berbagai elemen mulai dari dinas terkait, perusahaan pemegang CSR (Corporate Social Responsibility), organisasi masyarakat sipil, hingga warga sekitar kawasan penanaman. Sinergi ini menjadi kekuatan utama program, di mana setiap pihak membawa peran dan tanggung jawabnya masing-masing.
RAGAP sendiri, sebagai salah satu kekuatan sipil yang aktif mengawal berbagai agenda sosial dan lingkungan di Garut, berkomitmen untuk terus menjaga integritas dan transparansi dalam pelaksanaan program. Dalam beberapa kesempatan, RAGAP kerap menggelar pemantauan lapangan, diskusi terbuka, serta memberikan masukan strategis kepada para pelaksana teknis di lapangan.
“Kami ingin memastikan bahwa prosesnya benar, hasilnya tepat, dan dampaknya dirasakan. Jangan sampai kegiatan tanam hanya jadi simbolis atau seremonial semata,” ujar Tedi.
Lebih dari itu, RAGAP juga mendorong adanya pelibatan generasi muda dan komunitas lokal dalam kegiatan penghijauan. Mereka menilai bahwa pendidikan lingkungan dan tanggung jawab sosial harus ditanamkan sejak dini, agar upaya pelestarian alam bisa terus hidup di tengah perubahan zaman.
Menutup keterangannya, Tedi menyampaikan harapannya agar Tahap IV ini bisa menjadi momentum konsolidasi kekuatan bersama. Ia juga mengingatkan agar seluruh pihak tidak lengah terhadap kemungkinan kegagalan teknis di lapangan, seperti bibit mati, salah tanam, atau pengabaian pasca-tanam.
“Kita harus rawat bersama hasil tanam ini. Jangan biarkan hanya tumbuh saat diawasi, lalu mati ketika ditinggal. Jika kolaborasi ini terus terjaga, saya optimis bahwa penghijauan bisa jadi sumber kehidupan baru bagi masyarakat,” pungkasnya.
RAGAP membuka ruang kolaborasi dan pengawasan terbuka, serta berharap agar kesadaran kolektif terhadap pentingnya lingkungan tidak berhenti di tataran wacana, tetapi benar-benar menjadi gerakan nyata yang terus hidup di masyarakat Garut. (*)