
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Semangat kebersamaan dan gotong royong warga Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kini terwujud dalam bentuk nyata melalui pendirian Koperasi Merah Putih.
Dalam musyawarah yang berlangsung penuh keakraban, masyarakat secara mufakat mempercayakan Surya Efendi untuk memimpin koperasi ini sebagai ketua yang ada di Desa Jayaraga.
Dikatakan Surya, langkah ini menjadi awal baru dalam upaya meningkatkan kesejahteraan warga di tengah tantangan ekonomi yang semakin kompleks.
“Alhamdulillah, hari ini kita telah bermusyawarah bersama terkait pembentukan Koperasi Merah Putih. Atas kepercayaan dari warga, saya diminta untuk menjadi ketua koperasi ini. Insya Allah, saya akan menjalankan amanah ini dengan sungguh-sungguh demi kepentingan bersama,” ujar Surya Efendi usai musyawarah, di Gedung Serbaguna Desa Jayaraga pada. Selasa, (20/05/2025).
Menurut Surya, pendirian koperasi ini didasari oleh kebutuhan nyata masyarakat terhadap akses ekonomi yang lebih mudah, khususnya di tingkat lokal. Koperasi Merah Putih akan menjangkau 18 Rukun Warga (RW) yang tersebar di seluruh wilayah Desa Daerah. Tujuan utama koperasi ini adalah untuk menyediakan kebutuhan dasar masyarakat dengan harga terjangkau dan sistem yang transparan.
“Kita melihat kebutuhan masyarakat di berbagai RW, terutama dalam hal pengadaan sembako dan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, koperasi ini dirancang tidak hanya sebagai lembaga simpan pinjam, tapi juga sebagai pusat distribusi kebutuhan pokok dan layanan sosial,” jelasnya.
Selain sembako, Koperasi Merah Putih juga berencana menyediakan fasilitas layanan kesehatan berupa klinik desa, lengkap dengan obat-obatan dasar yang dibutuhkan warga. Program ini, kata Surya, akan dijalankan secara bertahap sesuai dengan perkembangan koperasi dan dukungan masyarakat.
Tanpa Modal Luar, Andalkan Simpanan Warga
Menariknya, koperasi ini memilih untuk tidak bergantung pada pembiayaan dari bank atau lembaga keuangan luar. Sebagai langkah awal, permodalan koperasi murni berasal dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.
“Untuk saat ini, kita hanya mengandalkan potensi masyarakat sendiri. Artinya, permodalan koperasi berasal dari warga. Belum ada kerja sama dengan bank atau pihak luar lainnya. Ini bentuk kemandirian ekonomi yang ingin kita bangun dari bawah,” ungkap Surya.
Ia menambahkan, sistem ini memberi ruang partisipasi aktif bagi warga. Dengan menyetor simpanan pokok dan wajib, warga tak hanya menjadi anggota koperasi, tapi juga memiliki andil dalam perkembangan dan keberlanjutan lembaga ini.
Anggota Terbuka untuk Semua Warga Desa
Koperasi Merah Putih membuka pintu lebar-lebar bagi semua warga Desa Daerah yang ingin menjadi anggota. Tidak ada batasan usia, pekerjaan, atau status ekonomi tertentu. Siapa pun warga desa yang bersedia mematuhi aturan koperasi dan menyetor simpanan sesuai ketentuan, berhak menjadi bagian dari koperasi.
“Kita tidak membedakan status ekonomi. Koperasi ini adalah milik bersama, dari masyarakat untuk masyarakat. Semua warga desa bisa bergabung dan menikmati manfaatnya,” kata Surya.
Ia menegaskan bahwa koperasi ini juga akan dikelola secara profesional dan transparan. Laporan keuangan akan diumumkan secara berkala, dan semua keputusan penting akan dimusyawarahkan bersama anggota.
Harapan: Koperasi Tumbuh, Warga Sejahtera
Dengan dimulainya koperasi ini, Surya berharap Koperasi Merah Putih bisa menjadi fondasi kuat dalam mewujudkan kemandirian ekonomi desa. Ia optimis, jika dikelola dengan baik, koperasi akan memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Harapan kami, koperasi ini berkembang dan menjadi andalan masyarakat. Kami ingin warga merasa terbantu dan diberdayakan melalui koperasi. Dengan begitu, tingkat kesejahteraan desa akan meningkat secara bertahap,” ujarnya.
Koperasi Merah Putih di Desa Daerah menjadi contoh nyata bagaimana inisiatif lokal bisa menjadi solusi konkret untuk mengatasi tantangan ekonomi. Dengan semangat gotong royong, transparansi, dan komitmen, koperasi ini diharapkan mampu menjadi pilar utama pembangunan ekonomi berbasis komunitas di tingkat desa. (**)