
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Dalam rangka memperkuat integritas dan kedisiplinan internal, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Garut di bawah kepemimpinan H. Usep Basuki Eko, S.H., M.H., secara konsisten menggelar apel rutin setiap hari Selasa.
Namun bukan sekadar apel biasa, kegiatan ini dirancang menjadi momentum pembinaan rohani dan evaluasi kedisiplinan personel.
Apel pagi yang digelar di halaman Kantor Satpol PP Garut ini selalu diawali dengan pembacaan Asmaul Husna dan doa bersama. Dzikir yang mengagungkan nama-nama Allah ini menjadi bagian penting dari pembinaan spiritual bagi para anggota.
Hal ini, menurut Usep Basuki Eko, merupakan refleksi dari semangat Satpol PP Garut dalam menjalankan tugas bukan hanya secara teknis, tapi juga dengan landasan moral dan spiritual yang kuat.
“Setiap Selasa pagi, kita awali hari dengan dzikir dan doa. Ini bukan hanya rutinitas, tapi menjadi sarana untuk memperkuat niat dan memperhalus hati dalam menjalankan tugas-tugas yang penuh tantangan di lapangan,” ujar Kasatpol PP Garut, Usep Basuki Eko, kepada awak media usai apel (08/07/2025).
Ia menegaskan bahwa sebagai aparat penegak peraturan daerah, anggota Satpol PP dituntut bukan hanya sigap secara fisik, tetapi juga matang secara batin. Oleh karena itu, pendekatan spiritual seperti dzikir Asmaul Husna menjadi pilar pembinaan karakter yang terus dilestarikan.
Disiplin Internal: Hukuman Ringan sebagai Bentuk Pembinaan
Selain pembinaan spiritual, apel hari Selasa juga menjadi sarana untuk menegakkan disiplin di lingkungan internal. Dalam kesempatan tersebut, Kasatpol PP juga memberikan penegasan kepada anggota mengenai pentingnya menjaga integritas dan menjalankan tugas sesuai aturan.
Bagi anggota yang melakukan pelanggaran ringan, Satpol PP Garut menerapkan hukuman ringan yang bersifat edukatif. Bentuknya bisa berupa teguran, tugas tambahan, hingga pembinaan langsung.
Hukuman ini tidak dimaksudkan sebagai penghukuman semata, melainkan langkah korektif agar setiap personel memahami tanggung jawab dan konsekuensi dari setiap tindakan.
“Setiap pelanggaran akan kami tindak lanjuti, sekecil apa pun. Kami ingin membentuk pribadi-pribadi yang disiplin, profesional, dan bertanggung jawab. Hukuman ringan adalah bagian dari proses pembelajaran. Kami tidak mencari siapa yang salah, tapi bagaimana membenahi yang kurang agar ke depan lebih baik,” jelas Usep.
Kedisiplinan internal ini, lanjutnya, menjadi fondasi penting dalam menciptakan lembaga yang dipercaya oleh masyarakat. Karena menurutnya, sebelum mengatur orang lain, penegak perda harus mampu mengatur dirinya sendiri terlebih dahulu.
Membangun Karakter Satpol PP yang Humanis dan Tegas
Upaya pembinaan yang diterapkan Satpol PP Garut tidak terlepas dari visi untuk membentuk personel yang tidak hanya kuat dan sigap, tetapi juga memiliki sisi humanis dan empati terhadap masyarakat.
Dalam menghadapi tugas-tugas penertiban seperti menurunkan baliho liar, menindak pelanggaran ketertiban umum, hingga menjaga ketentraman masyarakat, pendekatan yang dilakukan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan kemanusiaan.
“Satpol PP bukan hanya soal ketegasan, tapi juga soal kepekaan sosial. Kita hadir bukan untuk menakut-nakuti, melainkan menjadi bagian dari solusi atas persoalan ketertiban di masyarakat,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa setiap langkah pembinaan, baik secara spiritual maupun kedisiplinan, merupakan investasi jangka panjang dalam membentuk institusi yang solid, berwibawa, dan dekat dengan rakyat.
Dukungan dan Apresiasi dari Masyarakat
Langkah-langkah pembinaan yang dilakukan oleh Satpol PP Garut mendapat respons positif dari berbagai kalangan masyarakat. Banyak warga mengapresiasi pendekatan humanis yang dibarengi dengan ketegasan dalam menjaga ketertiban umum. Apel yang disertai dzikir dan doa juga dianggap sebagai hal yang menyejukkan dan menjadi contoh baik bagi instansi lainnya.
“Garut perlu aparat yang bukan hanya kuat, tapi juga bijak. Saya salut dengan Satpol PP yang memulai hari dengan doa dan dzikir, itu artinya mereka bekerja dengan hati,” ujar salah seorang warga Garut Kota.
Komitmen Berkelanjutan
Ke depan, Satpol PP Garut akan terus mengembangkan pola pembinaan terpadu yang menggabungkan kedisiplinan, spiritualitas, dan profesionalisme. Apel Selasa akan tetap menjadi momen penting yang dimanfaatkan bukan hanya untuk memberikan instruksi teknis, tetapi juga untuk menyemai nilai-nilai kebajikan dalam setiap diri personel.
“Kita akan terus berbenah dari dalam, karena dari situlah kekuatan untuk mengabdi kepada masyarakat akan muncul. Insya Allah, dengan niat baik dan kerja keras, Satpol PP Garut akan semakin kuat, bersih, dan dicintai rakyat,” pungkas Usep Basuki Eko. (*)