
Oplus_0
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Aksi nyata pelestarian lingkungan kembali menggema di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Perkumpulan Lingkungan Anak Bangsa (LIBAS) bersama Pondok Pesantren Biru melakukan penanaman pohon di kawasan Ruang Terbuka Hijau Keanekaragaman Hayati (RTH Kehati), tepatnya di bekas lokasi Rumah Makan Copong, Kecamatan Tarogong Kidul, Senin (02/06/2025).
Inisiatif ini merupakan bagian dari program berkelanjutan LIBAS untuk menghidupkan kembali ruang-ruang terbuka yang sebelumnya terbengkalai, mengembalikannya menjadi kawasan yang berfungsi ekologis dan edukatif.
Santri Dilibatkan, Nilai Agama Dihidupkan
Melalui kolaborasi ini, LIBAS tidak hanya menanam pohon, tetapi juga menanamkan kesadaran ekologis di kalangan generasi muda, khususnya para santri. Ketua LIBAS, Tedi Sutardi, menyatakan bahwa kegiatan ini bukan kegiatan seremonial, melainkan bagian dari misi jangka panjang membentuk budaya cinta lingkungan.
“Pelibatan pesantren adalah jembatan antara nilai-nilai spiritual dan tindakan konkret menjaga bumi. Ini jihad lingkungan berbasis iman dan tanggung jawab bersama,” kata Tedi.
Setidaknya 100 bibit pohon produktif, pelindung, dan tanaman endemik ditanam. Harapannya, RTH Kehati bisa menjadi ruang hidup baru bagi berbagai jenis flora dan fauna lokal.
Pesantren Biru: Menanam Pohon, Menanam Amal
Pimpinan Pondok Pesantren Biru, Ustaz H. Mulyana, menyambut hangat keterlibatan santrinya. Ia menekankan bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ajaran Islam.
“Menanam pohon itu sedekah, dan ini menjadi bagian dari jihad kami sebagai umat. Para santri pun kami dorong untuk memahami bahwa menjaga alam adalah amanah,” ujarnya.
Ia menambahkan, pesantren telah mengintegrasikan isu lingkungan dalam kurikulum pendidikan karakter, agar para santri tidak hanya alim dalam ilmu agama, tetapi juga peka terhadap kelestarian bumi.
Eks Rumah Makan Copong Berubah Wajah
Lokasi kegiatan, yakni eks Rumah Makan Copong, telah perlahan ditransformasi menjadi pusat edukasi lingkungan sejak tahun lalu. Kawasan ini kini menjadi salah satu titik konservasi yang digerakkan oleh komunitas dan relawan lingkungan. Upaya ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat sekitar.
Dalam kegiatan tersebut, para peserta tidak hanya menanam pohon, tetapi juga mendapatkan edukasi mengenai peran penting pohon dalam meredam dampak perubahan iklim dan menjaga keseimbangan lingkungan.
Dukungan Warga dan Harapan Masa Depan
Aksi penghijauan ini mendapat respons positif dari warga setempat. Banyak yang menyambut baik transformasi lahan tak terpakai menjadi kawasan hijau yang bermanfaat.
“Dulu tempat ini kosong dan tidak terurus. Sekarang, dengan kegiatan seperti ini, kami jadi optimis bahwa kawasan ini bisa kembali hidup,” ujar Asep, salah seorang warga.
Tedi Sutardi menegaskan, kegiatan ini bukan yang terakhir. LIBAS akan terus bergerak bersama mitra dari berbagai kalangan, menyasar lokasi-lokasi lain yang membutuhkan rehabilitasi.
“Gerakan lingkungan harus jadi gerakan bersama. Tidak cukup satu-dua kelompok. Semua pihak perlu terlibat, karena menjaga bumi adalah tugas kita semua,” tutupnya.
Dengan sinergi antara komunitas, pesantren, dan masyarakat, Garut kian menunjukkan wajahnya sebagai kabupaten yang religius sekaligus ramah lingkungan. (*)