
Garut,RuangRakyatGarut.id – Di tengah deretan tantangan sosial dan musibah yang kerap menghampiri masyarakat, sebuah gerakan yang lahir dari keikhlasan dan empati terus menunjukkan keberpihakan nyata kepada rakyat. Gerakan ini dikenal dengan nama “Rakyat Bantu Rakyat”, sebuah inisiatif kemanusiaan yang konsisten digerakkan oleh pegiat sosial Garut sekaligus sebagai Presiden Ruang Rakyat Garut (RRG), Eldy Supriadi, sejak beberapa tahun terakhir.
Gerakan “Rakyat Bantu Rakyat” bukan sekadar slogan, melainkan manifestasi kepedulian yang konkret. Setiap kali ada bencana, warga sakit, atau masyarakat yang tertimpa musibah ekonomi, Eldy bersama tim relawan segera turun tangan. Mereka menggalang donasi dari masyarakat secara terbuka, sukarela, dan seikhlasnya. Semangatnya satu: udunan untuk kemanusiaan.
“Kami ini hanyalah lilin kecil, yang mencoba memberi cahaya di tengah kegelapan. Hidup itu soal udunan. Dari situlah kita belajar bagaimana membantu saudara-saudara kita yang sedang kesusahan,” ujar Eldy Supriadi, saat ditemui di lokasi pengungsian banjir beberapa waktu lalu.
Bergerak Cepat, Hadir Langsung di Lokasi Bencana
Respons cepat menjadi ciri khas gerakan ini. Tak perlu menunggu instruksi atau anggaran pemerintah, Eldy dan rekan-rekan relawan yang tergabung dalam berbagai komunitas langsung bergerak. Dari musibah banjir, kebakaran, longsor, hingga persoalan warga yang tak mampu membayar pengobatan, gerakan ini selalu berusaha hadir dan memberi solusi meski dengan segala keterbatasan.
Di setiap lokasi, mereka hadir bukan hanya membawa bantuan berupa logistik, makanan, obat-obatan, atau pakaian. Tapi juga membawa semangat dan penghiburan, sesuatu yang kerap kali dibutuhkan oleh warga yang tengah dilanda musibah.
“Gerakan ini murni dari rasa empati. Tidak ada bantuan dari lembaga resmi, semua berasal dari masyarakat yang tergerak hatinya. Kami hanya menjadi jembatan antara mereka yang ingin membantu dan mereka yang membutuhkan,” terang Eldy.
Membangun Kesadaran Kolektif Masyarakat
Eldy meyakini bahwa kekuatan terbesar dalam masyarakat adalah rasa solidaritas. Ia kerap menyuarakan pentingnya membangun budaya gotong royong sebagai cara melawan ketimpangan sosial yang semakin tajam. Lewat kanal media sosial pribadinya, Eldy rutin membagikan informasi terkait warga yang membutuhkan bantuan, sekaligus membuka ruang donasi bagi siapa pun yang ingin turut menyumbang.
“Gerakan Rakyat Bantu Rakyat ini bukan milik saya, tapi milik semua. Siapa saja boleh terlibat. Sumbangan tidak harus uang bisa tenaga, pikiran, atau bahkan hanya sebatas membagikan informasi. Semua itu bernilai,” jelasnya.
Gerakan ini juga membuktikan bahwa kekuatan sipil bisa menjadi ujung tombak dalam merespons kebutuhan darurat masyarakat. Dalam beberapa kejadian, bantuan yang datang dari gerakan Rakyat Bantu Rakyat bahkan lebih cepat sampai ke warga dibandingkan bantuan formal dari instansi pemerintah.
Inspirasi Bagi Gerakan Sosial Lainnya
Dalam perjalanannya, Rakyat Bantu Rakyat telah menginspirasi banyak komunitas lain di Garut dan sekitarnya untuk mengadopsi semangat yang sama. Semangat gotong royong tanpa pamrih, tanpa memandang latar belakang politik, agama, atau golongan. Semua bergerak karena satu alasan: kemanusiaan.
“Kami tidak peduli siapa yang kamu pilih saat pemilu, dari organisasi mana kamu berasal, atau seberapa besar kamu bisa membantu. Yang penting ada niat baik. Karena membantu orang lain tidak perlu alasan, hanya perlu hati,” tegas Eldy.
Harapan Agar Semangat Ini Terus Menyebar
Di tengah dunia yang semakin individualistik, gerakan semacam ini menjadi oase yang menyejukkan. Eldy Supriadi berharap semangat “Rakyat Bantu Rakyat” bisa terus berkembang menjadi budaya masyarakat Garut bahkan menyebar ke daerah lain.
“Semoga ini jadi gerakan bersama. Jangan tunggu jadi pejabat dulu untuk menolong, jangan tunggu kaya dulu untuk berbagi. Karena pada dasarnya, hidup ini adalah tentang bagaimana kita hadir untuk orang lain,” pungkasnya.
Gerakan Rakyat Bantu Rakyat membuktikan bahwa dari rasa peduli yang tulus, bisa lahir perubahan besar. Dan selama masih ada hati yang rela berbagi, lilin-lilin kecil itu akan terus menyala, menerangi jalan bagi sesama yang sedang dalam gelap. (*)