
Garut,RuangRakyatGarut.id – Luapan Sungai Cimanuk yang terjadi beberapa hari lalu telah menyebabkan banjir hebat di sejumlah titik wilayah Kabupaten Garut, salah satunya di Kampung Sudika, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul.
Ratusan rumah warga terendam air, memaksa banyak keluarga mengungsi ke tenda-tenda darurat dengan kondisi serba terbatas. Dalam situasi yang memprihatinkan ini, muncul solidaritas nyata dari berbagai elemen masyarakat yang tak tinggal diam melihat penderitaan sesama.
Sebagai bentuk kepedulian, Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Garut, media Ruang Rakyat Garut, dan Gerakan Masyarakat Peduli Sosial (GEMA PS) turun langsung ke lokasi terdampak, membawa bantuan logistik bagi para korban banjir.
Kolaborasi ketiganya dibungkus dalam semangat kemanusiaan bertajuk “Rakyat Bantu Rakyat”, yang menjadi simbol kekuatan gotong royong warga Garut dalam menghadapi musibah.
Aksi Sosial Langsung Menyasar Titik Terdampak
Kegiatan sosial ini dilaksanakan pada Sabtu malam, 29 Juni 2025. Rombongan relawan yang terdiri dari pengurus dan anggota GMBI, tim media Ruang Rakyat Garut, serta kader-kader GEMA PS, menyambangi Kampung Sudika dengan membawa bantuan kebutuhan pokok seperti air mineral, makanan siap saji, mie instan, perlengkapan bayi, dan pakaian layak pakai.
Setibanya di lokasi, rombongan diterima oleh para tokoh masyarakat setempat, relawan lokal, serta perwakilan warga yang telah mengungsi. Relawan gabungan ini tak hanya menyerahkan bantuan, tetapi juga berdialog langsung dengan warga, menyerap aspirasi dan kebutuhan mendesak yang belum terpenuhi.
“Kami datang bukan hanya membawa bantuan, tapi juga membawa pesan solidaritas. Bahwa rakyat tidak sendiri, kita bersama-sama saling menolong dalam situasi sulit seperti ini,” ujar Ketua GMBI Distrik Garut dalam sambutannya di hadapan warga.
Kondisi Warga Masih Memprihatinkan
Dari hasil pantauan di lapangan, kondisi warga di lokasi pengungsian masih cukup memprihatinkan. Sebanyak empat RW terdampak banjir dan puluhan kepala keluarga terpaksa mengungsi karena rumahnya terendam hingga lebih dari satu meter. Fasilitas dasar seperti air bersih, sanitasi, dan pelayanan kesehatan masih sangat terbatas.
Banyak warga, terutama anak-anak dan lansia, mengeluhkan kondisi fisik yang menurun akibat cuaca yang lembab, kurangnya alas tidur, serta belum tersedianya layanan medis yang memadai.
Dalam situasi inilah bantuan logistik dari masyarakat menjadi sangat berarti, menambal kekosongan yang belum sepenuhnya mampu ditangani oleh instansi pemerintah.
Media dan Organisasi Sosial Berperan Aktif
Perwakilan dari Ruang Rakyat Garut, yang juga turut menyerahkan bantuan, menegaskan bahwa media bukan sekadar pelapor peristiwa, tetapi harus menjadi bagian dari solusi.
“Kami percaya bahwa kekuatan media bisa lebih dari sekadar menyampaikan berita. Hari ini kami ingin hadir secara nyata, sebagai bagian dari gerakan masyarakat yang peduli terhadap nasib saudaranya,” ujarnya.
Senada dengan itu, GEMA PS yang selama ini dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan penanggulangan bencana, menyatakan bahwa aksi ini bukan yang terakhir.
“Kita sedang menyusun jadwal distribusi lanjutan ke wilayah lain yang juga terdampak. Insya Allah, selama masih ada kepedulian dan niat baik, kita akan terus bergerak,” kata koordinator GEMA PS.
Warga Terharu, Ucapkan Terima Kasih
Warga penerima bantuan pun menyambut dengan antusias dan penuh haru. Beberapa di antara mereka menyampaikan rasa terima kasih secara langsung kepada para relawan yang datang. Seorang ibu rumah tangga yang rumahnya terendam menyampaikan.
“Kami tidak tahu harus bagaimana. Baru hari ini ada bantuan yang langsung datang ke tempat kami. Terima kasih banyak untuk semua yang sudah peduli.”ucapnya.
Selain distribusi bantuan, relawan juga memberikan trauma healing ringan kepada anak-anak dengan mengajak bermain dan berbagi cerita, demi mengurangi ketegangan psikis akibat bencana yang mereka alami.
Simbol Kekuatan Rakyat untuk Rakyat
Kolaborasi GMBI Distrik Garut, Ruang Rakyat Garut, dan GEMA PS menjadi bukti nyata bahwa kekuatan rakyat dalam menghadapi bencana tidak boleh diremehkan. Ketika instansi resmi masih dalam tahap penanganan, masyarakat sipil telah lebih dulu mengambil peran aktif melalui langkah konkret di lapangan.
Semangat “Rakyat Bantu Rakyat” menjadi napas perjuangan dan solidaritas yang diharapkan mampu menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam gerakan kemanusiaan.
Dalam penutupannya, para relawan menegaskan bahwa kolaborasi ini akan berlanjut dan diperluas ke daerah-daerah lain yang juga terdampak banjir. Mereka juga membuka ruang donasi dan kerja sama dari berbagai pihak yang ingin membantu.
“Ini bukan soal siapa dan dari mana. Ini soal bagaimana kita hadir untuk mereka yang membutuhkan. Karena hari ini mereka, besok bisa saja kita,” pungkas salah satu relawan. (*)