
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Dalam suasana penuh semangat dan antusiasme, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Garut, Aris Munandar, S.Pd, hadir langsung di tengah-tengah kegiatan Mimbar Bebas Panggung Rakyat yang digelar di halaman Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Garut. Selasa, (10/06/2015).
Kehadiran Aris di mimbar rakyat ini menjadi simbol kuat komitmen lembaga legislatif terhadap kebebasan berekspresi serta ruang partisipasi warga dalam menyampaikan aspirasi.
Acara yang diinisiasi oleh sejumlah elemen masyarakat sipil, aktivis, pegiat seni, dan pemuda Garut ini bertujuan menjadi wadah komunikasi dua arah antara rakyat dan wakil rakyat.
Panggung terbuka ini tidak hanya menjadi tempat berorasi, tetapi juga menyuguhkan pertunjukan seni, pembacaan puisi, dan diskusi terbuka mengenai persoalan daerah, mulai dari masalah lingkungan, pendidikan, kesejahteraan rakyat hingga dinamika politik lokal.
Apresiasi Ketua DPRD: “Ini Wujud Demokrasi Sehat”
Saat tiba di lokasi, Aris Munandar disambut dengan hangat oleh panitia dan para peserta. Mengenakan pakaian kasual, Aris tampak santai namun penuh perhatian. Dalam sambutannya di atas panggung, ia menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh panitia dan peserta yang telah menginisiasi kegiatan yang ia sebut sebagai “cermin keberanian rakyat dalam menyuarakan harapan.”
“Saya sangat berterima kasih atas undangan dan kesempatan untuk hadir di sini. Ini bukan sekadar acara biasa. Ini adalah bentuk nyata demokrasi di tingkat akar rumput. Saya secara pribadi dan sebagai Ketua DPRD Kabupaten Garut sangat mendukung kegiatan seperti ini,” ujar Aris dalam pidatonya yang disambut tepuk tangan meriah.
Ia menegaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya membuka diri terhadap kritik, masukan, maupun saran dari masyarakat. Aris juga mengajak generasi muda untuk lebih aktif dalam ruang-ruang demokrasi, bukan hanya di dunia maya, tetapi juga dalam forum-forum publik seperti ini.
Aspirasi Rakyat Mengalir Deras
Dalam sesi orasi bebas, satu per satu warga naik ke panggung menyampaikan berbagai persoalan yang mereka rasakan di lapangan. Ada yang bicara soal mahalnya harga kebutuhan pokok, sulitnya akses pupuk bagi petani, hingga sorotan terhadap kebijakan pembangunan yang dianggap belum merata.
Salah satu peserta,Adres (32) seorang aktivis muda, menyampaikan unek-unek terkait perjalanan pemimpin baru di Kabupaten Garut. Ia berharap suara rakyat seperti dirinya bisa benar-benar didengar.
“Kami berharap, Pak Ketua DPRD tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga membawa suara kami ke ruang-ruang keputusan,” kata Rahmat yang disambut riuh peserta lainnya.
Aris yang mendengarkan langsung keluhan tersebut menjawab secara terbuka bahwa pihak DPRD akan memperjuangkan kebijakan yang lebih berpihak pada guru honorer dan profesi-profesi lainnya yang selama ini belum mendapatkan pengakuan layak.
Dukungan terhadap Panggung Rakyat Berkelanjutan
Kepada awak media yang hadir, Aris menyampaikan bahwa mimbar bebas seperti ini layak digelar secara berkala sebagai bentuk penyegaran demokrasi di tingkat daerah. Ia juga menyebut akan membahas kemungkinan kolaborasi antara DPRD dengan komunitas sipil untuk mengadakan forum rakyat berkelanjutan di berbagai kecamatan.
“Panggung rakyat seperti ini seharusnya menjadi tradisi politik baru di Garut. Politik yang mendengarkan, bukan hanya berbicara. Politik yang hadir di tengah-tengah rakyat, bukan di belakang meja rapat semata,” tegas Aris.
Penutup yang Menginspirasi
Acara Mimbar Bebas Panggung Rakyat ini ditutup dengan pembacaan puisi bertema perjuangan rakyat oleh seorang pelajar SMA dan penampilan musik akustik dari kelompok seni lokal. Wajah-wajah peserta tampak puas, bukan karena semua masalah terpecahkan hari itu, tetapi karena mereka merasa didengar.
Bagi Aris Munandar, kehadirannya di acara ini bukan sekadar formalitas, tetapi sebagai komitmen moral dan politik untuk terus menjaga hubungan yang sehat antara wakil rakyat dan rakyat yang diwakilinya. (DIX)