
Oplus_0
Garut,RuangRakyatGarut.id – Pada setiap tanggal 1 Juni, masyarakat Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila, sebuah peristiwa monumental yang menandai lahirnya dasar ideologi bangsa. Di tahun 2025 ini, peringatan tersebut kembali menjadi panggilan untuk merenungi makna dan relevansi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah arus perubahan zaman yang kian kompleks.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Garut, Aris Munandar, S.Pd., menegaskan pentingnya menjadikan Hari Lahir Pancasila sebagai momentum untuk menumbuhkan kembali jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan berkarakter kuat. Bagi Aris, Pancasila bukan sekadar dokumen sejarah atau teks normatif yang hanya dibacakan setiap tahun, melainkan harus menjadi napas dalam kehidupan sehari-hari.
“Peringatan ini seharusnya menjadi titik awal bagi kita semua untuk kembali menggali dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata. Ia bukan sekadar ideologi, melainkan pedoman hidup bangsa Indonesia yang harus hidup dalam perilaku kita sehari-hari,” ujar Aris kepada awak media.
Pancasila sebagai Fondasi Bangsa yang Relevan Sepanjang Zaman
Aris menjelaskan, lima sila dalam Pancasila mengandung nilai-nilai dasar kemanusiaan, keadilan, persatuan, dan demokrasi yang sangat penting untuk menjaga keutuhan bangsa. Ia menilai bahwa Pancasila adalah jawaban atas berbagai persoalan sosial dan kebangsaan yang tengah dihadapi Indonesia saat ini, mulai dari krisis moral, degradasi budaya, hingga potensi disintegrasi sosial akibat perbedaan suku, agama, maupun pandangan politik.
“Di tengah derasnya arus globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi informasi, kita ditantang untuk tetap menjaga jati diri bangsa. Pancasila hadir sebagai tali pengikat yang menyatukan segala perbedaan itu,” ucapnya.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat, terutama para pejabat publik, tokoh masyarakat, dan generasi muda, untuk menjadikan Pancasila sebagai fondasi dalam mengambil kebijakan, bersikap, dan bertindak. Tanpa pengamalan nilai-nilai Pancasila secara konsisten, menurutnya, Indonesia bisa kehilangan arah dan mudah terombang-ambing oleh kepentingan sesaat.
Peran Strategis Generasi Muda
Dalam pandangan Aris, generasi muda memegang peran strategis dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai Pancasila di masa depan. Ia menyoroti pentingnya pendidikan karakter dan penanaman nilai-nilai kebangsaan sejak dini agar para pemuda Indonesia tidak tergerus oleh budaya instan, hedonisme, atau ideologi yang bertentangan dengan nilai luhur bangsa.
“Generasi muda harus unggul, bukan hanya dalam kecerdasan akademik, tetapi juga dalam hal integritas, semangat kebangsaan, dan kepedulian sosial. Inilah generasi yang kita harapkan akan menjadi pelanjut cita-cita kemerdekaan,” tegasnya.
Ia pun mengimbau agar institusi pendidikan dan keluarga tidak melulu fokus pada capaian intelektual, namun juga memperkuat aspek moral dan etika generasi penerus bangsa. Dalam dunia yang semakin digital dan terbuka, pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila menjadi semakin penting.
Nilai Pancasila dalam Tindakan Nyata
Lebih lanjut, Aris menekankan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila tidak harus melalui gerakan besar atau simbol-simbol formalistik. Ia justru menekankan pentingnya tindakan-tindakan kecil dan nyata yang mencerminkan nilai kemanusiaan, persatuan, keadilan, dan kebersamaan.
“Menghargai perbedaan, menolong tetangga, bersikap jujur dalam pekerjaan, aktif dalam kegiatan sosial, serta menjaga toleransi di lingkungan sekitar semua itu adalah bentuk pengamalan Pancasila yang sejati,” jelas Aris.
Ia juga menyinggung pentingnya membangun budaya musyawarah dan gotong royong dalam menyelesaikan masalah bersama, terutama di tingkat lokal. Dalam suasana kehidupan demokrasi yang kerap dipenuhi dinamika dan perbedaan pandangan, Pancasila harus tetap menjadi rujukan utama agar bangsa tidak terpecah belah.
Menjadikan Pancasila sebagai Napas Kolektif Bangsa
Sebagai penutup, Aris mengajak seluruh masyarakat Garut dan Indonesia secara umum untuk tidak menjadikan Hari Lahir Pancasila sebagai peringatan simbolik belaka. Ia berharap, semangat Pancasila bisa terus dihidupkan dalam segala aspek kehidupan, mulai dari lingkungan keluarga hingga lembaga pemerintahan.
“Mari kita jadikan Pancasila sebagai napas dalam kehidupan bermasyarakat. Di situlah kekuatan sejati bangsa ini berada pada jati dirinya sebagai bangsa yang hidup berdasarkan nilai luhur, merdeka, dan berdaulat,” pungkasnya dengan penuh semangat.
Peringatan Hari Lahir Pancasila bukan hanya tentang mengingat sejarah, tetapi juga soal meneguhkan komitmen terhadap masa depan bangsa. Dengan menjadikan Pancasila sebagai landasan berpikir dan bertindak, Indonesia akan tetap teguh berdiri sebagai bangsa yang besar, beradab, dan bermartabat di mata dunia. (**)