
Oplus_0
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Dalam lanskap birokrasi penegakan perda yang sering kali dipenuhi tantangan dan persepsi negatif, sosok U. Basuki Eko, SH., MH., tampil sebagai wajah baru kepemimpinan Satpol PP Garut yang membawa warna berbeda. Tegas, disiplin, namun tetap menjunjung tinggi pendekatan humanis dan prosedural.
Sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Garut, namanya tak asing lagi di berbagai pemberitaan publik. Mulai dari penertiban bangunan liar hingga merespons isu-isu liar yang beredar, Eko selalu hadir dengan jawaban yang jernih, data yang kuat, dan langkah yang sesuai aturan.
“Kami ini pelayan negara dan masyarakat. Ketertiban harus ditegakkan dengan cara yang tertib. Semua harus sesuai prosedur,” tegasnya, Jum’at (06/06/2025).
Ketaatan Pada Prosedur, Bukan Gimik Kekuasaan
Di bawah kepemimpinan Eko, Satpol PP Garut memprioritaskan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam setiap langkah penindakan. Bagi Eko, SOP bukan sekadar dokumen administratif, tetapi merupakan bentuk tanggung jawab moral dan hukum sebagai aparatur negara.
Penegasan itu penting, terlebih ketika muncul isu penertiban malam hari yang disematkan kepada institusinya.
“Tidak pernah ada pembongkaran malam. Yang terjadi adalah dokumentasi lapangan untuk pelaporan, bukan tindakan fisik,” bantahnya.
Wibawa Tanpa Arogansi
Menghindari pendekatan koersif, Eko membangun kultur kerja Satpol PP yang komunikatif dan partisipatif. Ia ingin anggotanya tampil berwibawa, tapi tidak menakutkan.
“Kami bukan alat kekuasaan. Kami pelayan hukum dan keadilan. Kalau ada masyarakat yang merasa dirugikan, kami terbuka menerima laporan. Evaluasi adalah bagian dari pembenahan,” jelasnya.
Mengedepankan Klarifikasi Daripada Konfrontasi
Setiap informasi liar atau kesalahpahaman yang muncul di tengah masyarakat dihadapi Eko dengan sikap klarifikatif, bukan defensif. Ia menyadari bahwa kepercayaan publik hanya bisa dibangun lewat transparansi dan dialog.
“Kami hadir untuk memberi kejelasan, bukan membuat gaduh. Komunikasi yang terbuka itu kuncinya,” ujarnya.
Koordinasi lintas instansi juga menjadi kebiasaan kerja Satpol PP Garut di bawah komando Eko, agar tidak ada ruang untuk tindakan liar yang tidak memiliki dasar legalitas.
Tahan Tekanan, Fokus pada Aturan
Sebagai Kasatpol PP, tekanan dari berbagai pihak bukan hal baru. Namun Eko konsisten bersandar pada aturan, bukan pada tekanan eksternal yang bersifat politis atau emosional.
“Satpol PP tidak boleh jadi alat kepentingan. Aturan adalah pedoman utama kami,” ucapnya.
Untuk itu, ia terus memperkuat personel melalui pelatihan dan pembinaan, agar semakin profesional dalam menghadapi dinamika di lapangan.
Pesan untuk Warga Garut: Satpol PP Hadir untuk Keteraturan, Bukan Ketakutan
Menutup pernyataannya, Eko mengajak seluruh warga Garut untuk membangun sinergi bersama demi terciptanya keteraturan di ruang publik.
“Kalau ada pelanggaran, mari bicarakan. Kalau ada yang salah, kita perbaiki bersama. Tapi yang jelas, kami akan terus menegakkan peraturan demi Garut yang lebih tertib dan adil,” pungkasnya.
Kepemimpinan Eko menjadi gambaran bahwa di balik seragam Satpol PP, ada komitmen dan nurani. Ia bukan sekadar penegak, tetapi pengayom yang memilih menjunjung etika dalam menertibkan, dan memilih berdialog ketika diuji tekanan. (**)