
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Suasana haru dan empati menyelimuti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Garut pada Sabtu pagi, 19 Juli 2025. Di tengah duka akibat insiden kericuhan dalam acara Pesta Rakyat yang digelar di Pendopo Garut yang semula dimaksudkan sebagai perayaan pernikahan mewah antara anak Wakil Bupati Garut dan putra Gubernur Jawa Barat Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Drs. Rudi Setiawan hadir langsung menjenguk para korban yang tengah menjalani perawatan medis.
Kehadirannya tidak sendirian. Ia didampingi Kapolres Garut, AKBP Yugi Bayu Furqon, S.H., S.I.K., M.I.K., Ketua Bhayangkari Daerah Jawa Barat, Ny. Diana Rudi Setiawan, serta Ketua Bhayangkari Cabang Garut, Ny. Intan Yugi. Rombongan tiba sekitar pukul 11.00 WIB dan langsung menuju ruang perawatan korban yang terluka akibat tragedi desak-desakan di pintu masuk lokasi acara.
Simbol Empati, Wujud Kepedulian Negara
Kunjungan Kapolda bukan sekadar agenda seremonial atau rutinitas belaka. Ia menyalami para pasien satu per satu, berbincang dengan mereka dan keluarganya, serta mendengarkan keluh kesah secara langsung. Di sela-sela percakapan, Irjen Rudi menguatkan para korban dengan kata-kata empati dan menyerahkan bingkisan sebagai bentuk dukungan moral dari Kepolisian.
“Kami hadir untuk menyampaikan keprihatinan dan empati atas insiden ini. Kami ingin memastikan bahwa masyarakat yang menjadi korban mendapatkan penanganan medis yang baik dan layak,” ungkap Irjen Pol. Rudi Setiawan dengan nada serius namun hangat.
Insiden memilukan yang terjadi dalam rangkaian pesta rakyat dan bazar UMKM tersebut telah menyebabkan sedikitnya belasan warga mengalami luka-luka ringan hingga kehilangan kesadaran. Mereka terhimpit dan terjatuh akibat membludaknya massa di pintu gerbang Pendopo Garut. Banyak dari mereka yang datang dengan harapan menyaksikan hiburan rakyat, namun justru berakhir di rumah sakit.
Polisi Tidak Hanya Menjaga, Tapi Juga Mengayomi
Kapolres Garut, AKBP Yugi Bayu Furqon, turut memberikan penjelasan terkait langkah-langkah yang diambil jajaran Polres pasca kejadian. Ia memastikan koordinasi dengan pihak rumah sakit akan terus dilakukan, termasuk monitoring terhadap proses pemulihan para korban.
“Sejak insiden terjadi, kami langsung mengaktifkan prosedur penanganan darurat. Hari ini kami dampingi langsung Bapak Kapolda untuk bertemu dengan korban sebagai bentuk nyata kehadiran negara. Kami akan pastikan semuanya pulih baik secara fisik maupun psikologis,” kata AKBP Yugi.
Sementara itu, Ketua Bhayangkari Daerah dan Cabang Garut yang turut hadir, memberikan perhatian khusus kepada para korban perempuan dan anak-anak yang turut menjadi korban. Mereka memberikan dukungan moril dan turut membagikan paket bantuan sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan.
Tragedi yang Meninggalkan Luka, Harus Jadi Evaluasi
Peristiwa ini menambah deretan tragedi kerumunan yang seharusnya bisa dicegah dengan perencanaan yang lebih matang dan koordinasi lintas sektor yang lebih solid. Pesta rakyat yang semula menjadi simbol syukur berubah menjadi catatan kelam yang mengundang sorotan dari masyarakat, tokoh publik, hingga lembaga swadaya masyarakat.
Kapolda Jabar sendiri menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak kembali terulang. Ia juga memerintahkan Kapolres Garut untuk melakukan investigasi menyeluruh terkait aspek pengamanan, manajemen massa, dan prosedur izin keramaian dalam acara tersebut.
“Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh dan tegas jika ditemukan unsur kelalaian. Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam setiap agenda publik,” tegas Irjen Rudi.
Polri Hadir di Tengah Masyarakat, Bukan Hanya Saat Aman
Kunjungan Kapolda Jabar kali ini bukan hanya menjadi penghibur bagi keluarga korban, tetapi juga menegaskan satu hal penting: institusi Polri kini terus bertransformasi menjadi lebih humanis dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Kehadiran aparat bukan hanya untuk menjaga keamanan atau mengurai konflik, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam merawat luka sosial, menyemai empati, dan menjadi pelindung di saat masyarakat paling membutuhkan.
Duka para korban mungkin belum pulih sepenuhnya. Namun setidaknya, dengan kehadiran langsung para pejabat utama kepolisian di ruang perawatan, luka itu tidak terasa sendirian. Ada yang hadir, mendengarkan, dan peduli. Dan itu, dalam banyak hal, lebih berarti dari sekadar prosedur. (*)