
Oplus_0
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Ketegangan melanda Desa Cisangkal, Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut,Jawa Barat setelah warga melakukan aksi gotong royong memperbaiki jalan desa yang rusak parah tanpa adanya dukungan sedikit pun dari pemerintah desa.
Amarah warga makin memuncak lantaran Kepala Desa (Kades) Cisangkal, Jajang Yusuf Tazdiri yang diduga telah menghilang dan tidak menjalankan tugasnya dalam waktu yang cukup lama.
Aksi gotong royong itu bermula dari keresahan warga terhadap kondisi jalan utama desa yang rusak berat selama berbulan-bulan. Jalan berlubang, becek saat hujan, dan berdebu saat kering membuat akses keluar-masuk desa menjadi terganggu.
Sementara Anak-anak kesulitan pergi ke sekolah, pengendara motor kerap terjatuh, bahkan distribusi hasil tani warga pun terhambat. Setelah menunggu tanpa hasil, warga akhirnya memutuskan mengambil tindakan sendiri.
Dengan dana swadaya, sumbangan dari rumah ke rumah, serta bahan dan alat seadanya, puluhan warga berkumpul dan memperbaiki jalan pada akhir pekan lalu. Mulai dari pemuda hingga orang tua, semua turun tangan mengangkut batu, mencangkul, dan meratakan permukaan jalan.
Namun di balik semangat kolektif tersebut, terselip kekecewaan yang mendalam terhadap pemerintah desa.
“Ini jalan desa, tanggung jawab pemerintah desa. Tapi sampai kami perbaiki sendiri pun tidak ada satu pun aparat yang hadir. Kepala Desa ke mana?” ujar salah satu warga yang ikut dalam kegiatan tersebut. Rabu,(28/05/2025).
Informasi yang dihimpun dari berbagai tokoh masyarakat menyebutkan bahwa Kepala Desa Cisangkal sudah lebih dari sebulan tidak terlihat di kantor desa. Sejumlah urusan administrasi warga menjadi terbengkalai, seperti pengurusan surat tanah, pengajuan bantuan sosial, dan layanan lainnya.
Bahkan beberapa program pembangunan yang telah disusun pada musyawarah desa tahun sebelumnya kini mangkrak tanpa kejelasan.
“Warga sudah sabar, tapi ini keterlaluan. Jalan dibiarkan rusak, Kades tidak ada kabar. Kami sampai turun tangan sendiri, lalu setelah itu pun tidak ada ucapan terima kasih atau tanggapan resmi. Ini bentuk penghinaan terhadap warga,” tegas Warga yang enggan di sebutkan namanya, seorang ibu rumah tangga yang turut serta dalam gotong royong.
Kondisi tersebut memicu kemarahan yang makin meluas. Dalam beberapa hari terakhir, mulai bermunculan ajakan aksi protes di media sosial dan grup percakapan warga. Para pemuda desa, tokoh masyarakat, serta beberapa aktivis lokal tengah mempersiapkan aksi unjuk rasa ke kantor desa dan kantor kecamatan untuk menuntut kejelasan dan pertanggungjawaban dari sang kepala desa.
“Aksi ini bukan sekadar protes, tapi bentuk peringatan. Kami tidak ingin desa ini dipimpin oleh orang yang tidak punya rasa tanggung jawab. Kalau memang sudah tidak sanggup memimpin, lebih baik mundur saja,” katanya.
Di sisi lain, banyak warga yang khawatir jika kondisi ini terus dibiarkan, akan berdampak lebih luas terhadap stabilitas sosial dan roda pemerintahan desa. Beberapa perangkat desa disebut mulai bekerja tanpa arahan jelas, sementara pengelolaan keuangan desa pun tidak lagi transparan karena tidak ada laporan atau musyawarah.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi atau pernyataan resmi dari Kepala Desa Cisangkal. Pihak kecamatan juga belum memberikan tanggapan atas kondisi tersebut.
Sementara beberapa warga berharap agar inspektorat,Kejari, Polres Garut dan dinas terkait di tingkat kabupaten segera turun tangan untuk menyelidiki dan menindaklanjuti dugaan pengabaian tugas oleh kepala desa.
“Kami hanya ingin dipimpin oleh orang yang hadir dan peduli. Kalau tidak bisa, silakan angkat kaki dari kantor itu. Desa ini bukan milik pribadi,” pungkas seorang warga dengan nada kecewa.
Masyarakat kini menanti langkah tegas dari pemerintah di atasnya, agar roda pemerintahan desa tidak terus terhenti dan aspirasi warga bisa ditangani secara adil dan tuntas. (*)