
Oplus_0
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Presiden Ruang Rakyat Garut (RRG), Eldy Supriadi, akhirnya memberikan klarifikasi tegas atas sejumlah tudingan miring yang dilontarkan oleh beberapa aktivis terkait kegiatan Panggung Rakyat yang digelar belum lama ini.
Dalam pernyataannya, Eldy menyatakan bahwa acara tersebut merupakan bentuk sah dari ekspresi publik dan sama sekali bukan panggung curhatan politik atau alat nostalgia kekuasaan.
“Kami justru tertawan lepas, geli dan heran dengan tanggapan beberapa pihak yang terlalu nyinyir. Mereka menyebut ini ajang curhat penguasa lama. Padahal ini murni gerakan masyarakat, tanpa titipan dan tanpa pesanan,” kata Eldy dalam wawancara dengan awak media. Rabu,(11/06/2025).
Menurutnya, kehadiran Panggung Rakyat lahir dari kegelisahan kolektif warga Garut atas semakin menyempitnya ruang berekspresi. Alih-alih menyerang balik kritik yang datang, Eldy memilih merespons dengan sikap terbuka dan senyuman, karena menilai komentar tersebut berasal dari ketidaktahuan atau ketidakmampuan memahami esensi gerakan.
“Acara ini bukan demo, bukan panggung partai, dan tidak membawa agenda kekuasaan. Ini ekspedisi publik. Ada puisi, musik, pencak silat, dan orasi kebangsaan. Semuanya digelar dalam semangat damai dan kebersamaan,” tegasnya.
Eldy juga menyayangkan respons sebagian aktivis senior yang menurutnya tidak menunjukkan kedewasaan dalam menyikapi dinamika sosial. Ia menilai kritik yang dilemparkan justru terkesan sebagai bentuk sinisme yang tidak membangun.
“Kritik itu sehat. Tapi kalau isinya hanya sindiran tanpa solusi, itu cuma nyinyiran kosong. Seharusnya para senior memberi contoh yang bijak, bukan malah mengerdilkan suara rakyat,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kegiatan Panggung Rakyat telah memenuhi semua aspek hukum, termasuk merujuk pada Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Menurutnya, aparat keamanan pun turut hadir dan mendukung pelaksanaan acara tersebut yang berlangsung aman dan tertib.
“Negara menjamin hak berekspresi warga. Sepanjang damai dan sesuai aturan, tak ada yang perlu ditakuti. Dan kami telah patuh pada semua ketentuan itu,” jelas Eldy.
Panggung Rakyat sendiri berhasil menjadi ruang terbuka yang inklusif. Warga dari berbagai kalangan seniman, pelajar, pedagang, tokoh adat, hingga aktivis hadir dan ikut menyuarakan pandangan serta harapannya terhadap masa depan Garut. Suasana acara berlangsung akrab dan meriah, tanpa insiden berarti.
Menutup pernyataannya, Eldy mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, serta tidak mudah menghakimi ruang-ruang ekspresi rakyat hanya karena berbeda pandangan.
“Kita boleh tidak sepakat, tapi jangan alergi pada suara yang berbeda. Demokrasi tumbuh dari perbedaan yang dihargai, bukan dari stigma yang dibangun. Panggung Rakyat adalah bukti bahwa rakyat masih punya suara dan suara itu tidak boleh dibungkam,” pungkasnya.
Ruang Rakyat Garut berencana melanjutkan kegiatan serupa ke berbagai kecamatan di Kabupaten Garut, sebagai bentuk penguatan partisipasi publik dan peneguhan demokrasi di tingkat akar rumput. (*)