
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Gedung Panti Asuhan Muhammadiyah Lio Garut yang terletak di kawasan Garut Kota kini tengah menjalani proses renovasi total. Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan struktur bangunan menjadi dua lantai agar mampu menampung lebih banyak anak asuh dan menyediakan fasilitas yang lebih layak. Namun hingga akhir Mei 2025 ini, progres renovasi baru mencapai sekitar 30 persen.
Tokoh masyarakat Garut, Dadel Lukman, menyampaikan keprihatinannya atas lambannya proses pembangunan akibat terbatasnya dana, serta mengajak seluruh elemen, baik pemerintah maupun para donatur, untuk segera ikut ambil bagian dalam mendukung penyelesaian renovasi tersebut.
“Ini bukan renovasi biasa. Ini pembangunan ulang secara menyeluruh. Bangunan lama diperkuat, lalu dinaikkan menjadi dua lantai untuk menjawab kebutuhan anak-anak yatim piatu yang selama ini menggantungkan tempat tinggal dan masa depannya di panti ini,” ujar Dadel Lukman saat ditemui di sela kunjungan sosialnya ke lokasi panti, Sabtu (31/05/2025).
Menurut Dadel, selama ini pembiayaan renovasi murni berasal dari sumbangan masyarakat, baik dari lingkungan Muhammadiyah maupun kalangan umum. Namun, karena besarnya kebutuhan anggaran, baik untuk struktur utama bangunan, fasilitas pendukung, maupun kebutuhan operasional anak-anak panti, maka dibutuhkan keterlibatan yang lebih luas dari berbagai pihak.
“Alhamdulillah, banyak warga Garut dan juga dari luar daerah yang peduli. Tapi tentu ini belum cukup. Kami sangat berharap perhatian dari pemerintah kabupaten, provinsi, bahkan pusat. Jangan sampai proses pembangunan ini terhambat hanya karena keterbatasan anggaran,” tegasnya.
Jumlah Anak Asuh Dikurangi karena Keterbatasan Fasilitas
Salah satu dampak nyata dari belum rampungnya pembangunan ini adalah berkurangnya jumlah anak asuh yang bisa ditampung. Dari yang sebelumnya mencapai hampir 100 anak, kini hanya tersisa sekitar 30 anak yang masih tinggal di dalam panti.
“Dulu ada sekitar 60–70 anak yang mondok secara aktif. Tapi sejak bangunan lama rusak dan belum sepenuhnya dibangun kembali, jumlahnya harus dikurangi. Kami khawatir keselamatan mereka terganggu jika tetap dipaksakan tinggal dalam kondisi bangunan yang belum layak,” jelas Dadel.
Beberapa ruangan yang seharusnya menjadi tempat belajar atau beristirahat terpaksa dijadikan dapur darurat dan tempat tidur sementara. Hal ini diperparah oleh kondisi cuaca ekstrem yang terus terjadi belakangan ini.
“Kami menghadapi tantangan berat, apalagi ketika musim hujan datang. Bangunan sementara tidak cukup aman dan nyaman. Anak-anak ini butuh ruang hidup yang sehat dan layak,” tambahnya.
Gedung Bersejarah, Pernah Disinggahi Presiden Soekarno
Tak banyak yang tahu, Gedung Panti Asuhan Muhammadiyah Lio memiliki nilai sejarah nasional. Menurut catatan yang disampaikan oleh Dadel Lukman, Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, pernah menginap di gedung ini saat kunjungannya ke Kabupaten Garut sekitar tahun 1952.
“Ini bukan sekadar panti asuhan biasa. Gedung ini adalah saksi sejarah. Bung Karno pernah beristirahat di sini. Artinya, gedung ini memiliki nilai strategis, tidak hanya dari aspek sosial tetapi juga dari aspek sejarah bangsa,” ungkap Dadel dengan nada serius.
Atas dasar itu pula, ia menilai bahwa perhatian terhadap pembangunan panti ini bukan hanya kewajiban umat atau ormas tertentu, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif masyarakat Indonesia, terutama mereka yang memiliki kepedulian terhadap masa depan generasi muda dan pelestarian sejarah nasional.
Seruan untuk Pemerintah dan Masyarakat
Sebagai tokoh yang aktif dalam kegiatan sosial di Garut, Dadel Lukman menyerukan kepada Pemerintah Kabupaten Garut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, hingga Kementerian Sosial RI untuk turun tangan secara konkret membantu penyelesaian pembangunan panti tersebut.
“Bantuan moral sudah ada. Pak Bupati Garut Abdusy Syakur Amin yang sempat berkunjung di awal Ramadan, begitu pula beberapa tokoh dan relawan. Tapi bantuan nyata berupa anggaran atau material bangunan masih sangat kami harapkan,” ucapnya.
Ia juga menyebut bahwa Ibu Wakil Bupati Garut,Putri Karlina salah satu dermawan, telah memberikan bantuan pribadi untuk anak-anak panti. Namun ia menegaskan bahwa skala kebutuhan sangat besar dan tidak bisa hanya mengandalkan satu atau dua donatur saja.
“Kami mohon kepada siapa pun yang merasa terpanggil untuk ikut menyumbang, baik secara pribadi, lembaga, perusahaan, maupun instansi pemerintah. Berapa pun nilainya akan sangat berarti untuk percepatan pembangunan ini,” tutupnya.
Panitia pembangunan telah membuka saluran donasi resmi dan menyambut baik bantuan dalam bentuk material maupun tenaga.
Harapannya, renovasi gedung panti asuhan yang bersejarah ini bisa segera rampung dan kembali menjadi tempat tinggal yang aman, nyaman, dan penuh harapan bagi anak-anak yatim dan piatu di Kabupaten Garut. (**)