
Garut,RuangRakyatGarut.id – Upaya membangkitkan ekonomi desa terus digelorakan di berbagai wilayah Kabupaten Garut. Salah satunya datang dari Desa Jayabakti, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut , Jawa Barat.
Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), pemerintah desa bersama masyarakat dan aparat keamanan setempat menggagas program pengembangan pertanian dan peternakan yang dinilai mampu membuka peluang ekonomi baru bagi warga.
Dua program utama yang tengah dijalankan BUMDes Jayabakti adalah penanaman cabai dan jagung, serta budidaya ayam petelur.
Kegiatan tersebut bukan hanya dilaksanakan secara formalitas, melainkan menjadi program nyata yang diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian desa.
Garap Lahan Tidur Jadi Lumbung Desa
Salah satu program unggulan yang sedang berlangsung adalah penanaman cabai dan jagung di lahan milik desa yang sebelumnya tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Kegiatan ini melibatkan langsung masyarakat serta didukung oleh Bhabinkamtibmas Desa Jayabakti, yang turut hadir dalam kegiatan sebagai bentuk sinergi dan penguatan rasa aman di tengah masyarakat.
Menurut pengurus BUMDes Jayabakti, pemanfaatan lahan tidur ini merupakan bagian dari strategi desa dalam meningkatkan produktivitas tanah serta menggerakkan partisipasi masyarakat secara langsung.
“Kami mencoba memulai dari yang kecil, dari lahan yang selama ini tidak produktif. Dengan pendampingan dan semangat gotong royong, masyarakat kami libatkan secara bergiliran untuk menanam cabai dan jagung.
Harapannya, panen nanti bisa menjadi tambahan pemasukan, baik bagi desa maupun warga yang terlibat,” ujar salah satu pengurus BUMDes.
Diharapkan, hasil dari panen cabai dan jagung tidak hanya untuk konsumsi lokal, tetapi juga bisa dipasarkan ke wilayah lain di Kecamatan Banjarwangi dan sekitarnya, sehingga menciptakan siklus ekonomi produktif dari desa.
500 Ekor Ayam Petelur Jadi Langkah Awal Kemandirian Peternakan
Selain sektor pertanian, BUMDes Jayabakti juga mulai merambah sektor peternakan dengan membudidayakan ayam petelur. Sebanyak 500 ekor bibit ayam telah disiapkan lengkap dengan kandang serta sarana pendukung seperti tempat pakan, air minum, dan pencahayaan.
Langkah ini dinilai sebagai terobosan cerdas dalam menciptakan sumber pendapatan berkelanjutan. Dalam beberapa bulan ke depan, ayam-ayam tersebut diharapkan mulai bertelur dan hasil produksinya akan dipasarkan secara bertahap, dimulai dari lingkungan desa hingga menjangkau pasar kecamatan.
“Ini adalah uji coba awal kami. Kami ingin membuktikan bahwa dengan modal yang tidak terlalu besar, kami bisa memulai usaha yang menguntungkan. Jika berhasil, kami akan menambah populasi ayam dan mengajak lebih banyak warga untuk terlibat langsung, baik dalam proses produksi maupun penjualan,” jelas pengurus BUMDes.
Tak hanya membuka peluang kerja baru bagi warga sekitar, usaha ayam petelur ini juga diharapkan menjadi solusi ketahanan pangan lokal, terutama dalam menyediakan sumber protein hewani yang mudah dijangkau dan murah.
Sinergi Membangun Ketahanan Ekonomi dan Pangan Desa
Kehadiran Bhabinkamtibmas dalam kegiatan-kegiatan BUMDes menjadi salah satu bentuk sinergi antara pemerintah desa dan unsur keamanan. Selain menciptakan rasa aman, keterlibatan aparat juga menjadi simbol pentingnya kolaborasi antar elemen desa dalam membangun masa depan yang mandiri dan produktif.
Program-program yang digagas oleh BUMDes Jayabakti dinilai sebagai bentuk inovasi desa yang tidak hanya fokus pada bantuan eksternal, tetapi justru memaksimalkan potensi internal yang selama ini belum tergali.
Dengan menggabungkan sektor pertanian dan peternakan secara terpadu, Desa Jayabakti memperlihatkan bahwa desa mampu menjadi motor penggerak ekonomi jika dikelola dengan visi yang jelas dan semangat kebersamaan.
Pemerintah Kecamatan Banjarwangi pun menyambut baik langkah BUMDes Jayabakti tersebut. Menurut pihak kecamatan, inovasi seperti ini layak dijadikan contoh bagi desa-desa lain yang ingin memberdayakan masyarakat dan mengembangkan ekonomi lokal.
“Kunci dari pembangunan desa itu adalah keberanian memulai dan melibatkan masyarakat. Jayabakti sudah menunjukkan itu,” ujar salah satu tokoh kecamatan.
Mimpi Besar dari Desa Kecil
Apa yang dilakukan oleh BUMDes Jayabakti adalah contoh nyata bahwa desa bisa berperan aktif dalam mewujudkan ketahanan ekonomi dari bawah. Dengan pendekatan yang inklusif dan kolaboratif, Jayabakti perlahan menegaskan jati dirinya sebagai desa yang tidak hanya menunggu bantuan, tetapi mampu bergerak mandiri dengan potensi yang ada.
Dari penanaman cabai dan jagung hingga usaha ayam petelur, semuanya menjadi bagian dari mimpi besar untuk menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dan seperti dikatakan salah satu pengurus BUMDes, “Ini baru permulaan. Kami percaya, dengan kerja sama dan semangat warga, Jayabakti bisa menjadi desa yang mandiri dan menginspirasi banyak pihak.” (***)