
Ruangrakyatgarut.id 24/09/2025 — Polemik di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut tampaknya belum mereda. Setelah sebelumnya publik dihebohkan dengan sorotan terhadap kinerja PLT Kabid Dikmas terkait reputasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), kini giliran Ketua Umum Paguyuban Asgar Nusantara (ASGAR) yang angkat bicara mengenai pengadaan kebutuhan sekolah melalui Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPlah).
Dalam pernyataannya, Ketum ASGAR menegaskan adanya dugaan praktik tidak sehat yang mengarah pada pengkondisian sekolah dalam memilih vendor penyedia barang dan jasa, termasuk buku. “Kami mengingatkan, jangan sampai ada aktor yang bermain dalam pengadaan kebutuhan sekolah yang bersumber dari dana operasional sekolah. Berikan kebebasan kepada sekolah untuk menentukan vendornya masing-masing tanpa ada intervensi ataupun penggiringan,” tegasnya.
ASGAR menilai, carut marut yang terjadi di tubuh Disdik Garut telah mencederai marwah pendidikan yang seharusnya menjunjung tinggi moral dan etika. Pihaknya pun menyatakan empati sekaligus peringatan agar praktik gratifikasi maupun kolaborasi terselubung antara vendor dengan forum-forum di tingkat PAUD, SD, SMP, hingga PKBM tidak dibiarkan begitu saja.
“Menyoal SIPlah, jangan sampai ada penyedia barang dan jasa yang dengan bebas melakukan kolaborasi dengan beberapa forum untuk kepentingan tertentu. Kami akan menilai kualitas barang yang dijual, profesionalisme perusahaan, dan jika ditemukan adanya gratifikasi, Paguyuban Asgar siap mengawal bahkan mengadvokasi temuan tersebut ke publik,” ujar Ketum ASGAR menegaskan.
Polemik ini menambah daftar panjang sorotan publik terhadap Dinas Pendidikan Garut. Masyarakat berharap adanya reformasi nyata di internal lembaga agar pengelolaan pendidikan tidak terus menimbulkan citra negatif. (Red)