
Garut,RuangRakyatGarut.id – Agenda reses yang dilakukan oleh anggota DPRD Kabupaten Garut dari Fraksi Partai Gerindra, Asep Rahmat, di Desa Karangmulya, Kecamatan Malangbong, menjadi momen penting dalam mempererat komunikasi antara rakyat dan wakilnya.
Reses yang berlangsung di Madrasah Al-Ikhlas, Kampung Cipedes, disambut hangat oleh masyarakat setempat, termasuk tokoh agama, pemuda, kepala desa, serta para ketua RW dan RT se-Desa Karangmulya. Rabu, (02/07/2025).
Kegiatan reses tersebut digelar dalam suasana akrab dan penuh partisipasi. Warga secara terbuka menyampaikan beragam persoalan yang selama ini mereka hadapi, mulai dari permasalahan infrastruktur jalan yang rusak, kebutuhan akan lapangan olahraga, layanan kesehatan, hingga perhatian khusus terhadap para guru ngaji yang selama ini berjuang membina pendidikan keagamaan di pelosok desa.
Aspirasi yang Muncul dari Hati Warga Desa
Dalam suasana yang cair dan terbuka, satu per satu warga menyampaikan aspirasi mereka. Banyak di antaranya menyoroti kondisi infrastruktur desa yang masih belum memadai. Jalan-jalan penghubung antardusun dan akses utama menuju pusat ekonomi desa masih dalam kondisi rusak dan berlubang, sehingga menyulitkan mobilitas warga, terutama saat musim hujan.
Tak hanya itu, perhatian terhadap pendidikan keagamaan juga menjadi topik utama yang disampaikan warga. Para tokoh agama dan masyarakat menyuarakan harapan agar para guru ngaji yang telah mengabdikan diri bertahun-tahun mendidik anak-anak di madrasah dan pengajian kampung dapat memperoleh insentif atau perhatian khusus dari pemerintah daerah.
“Kami di sini punya banyak guru ngaji yang luar biasa. Mereka mengajar bukan karena digaji, tapi karena panggilan hati. Tapi tentu saja, mereka juga punya keluarga dan kebutuhan hidup. Kami berharap, ada perhatian dari pemerintah daerah, termasuk melalui Pak Asep sebagai wakil rakyat kami,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.
Respons Tegas Asep Rahmat: Aspirasi Jadi Pokir Anggaran 2026
Menanggapi beragam aspirasi tersebut, Asep Rahmat menyatakan dengan tegas bahwa dirinya hadir bukan sekadar menjalankan agenda formal, tetapi untuk benar-benar mendengar dan menyerap keluhan serta harapan masyarakat. Ia menegaskan seluruh masukan yang diterimanya akan dibawa dalam pembahasan pokok-pokok pikiran (pokir) DPRD untuk anggaran tahun 2026.
“Saya hadir di sini sebagai bentuk komitmen moral dan politik untuk mendengar langsung suara masyarakat. Aspirasi yang Bapak-Ibu sampaikan hari ini akan menjadi bagian dari pokok pikiran saya yang akan saya perjuangkan di DPRD,” ujar Asep dengan penuh keseriusan.
Asep menekankan bahwa perhatian terhadap guru ngaji akan menjadi salah satu prioritasnya. Menurutnya, guru ngaji memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan moralitas generasi muda. Ia bahkan menyebut mereka sebagai “penjaga akhlak” yang bekerja dalam sunyi namun sangat vital bagi kemajuan desa.
“Jangan sampai kita hanya fokus pada pembangunan fisik, sementara penjaga moral anak-anak kita diabaikan. Guru ngaji harus kita dukung, termasuk dalam bentuk perhatian anggaran,” tandasnya.
Pembangunan Jalan dan Infrastruktur Jadi Perhatian Khusus
Selain isu guru ngaji, Asep juga menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur desa, terutama akses jalan. Ia memahami bahwa jalan yang baik adalah fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, ia berjanji akan mendorong pemerintah daerah untuk memasukkan pembangunan jalan Karangmulya ke dalam program prioritas tahun anggaran mendatang.
“Jalan yang rusak itu bukan sekadar masalah estetika. Ini menyangkut ekonomi warga, menyangkut kemudahan anak-anak pergi sekolah, ibu-ibu ke pasar, dan distribusi hasil pertanian. Ini semua harus jadi perhatian bersama,” jelasnya.
Mendorong Partisipasi untuk Mewujudkan Garut Hebat
Dalam sambutannya, Asep Rahmat turut mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mendukung visi besar pembangunan daerah yaitu “Garut Hebat”. Ia menyampaikan bahwa pembangunan bukan semata tugas pemerintah, melainkan kerja kolektif seluruh unsur, termasuk masyarakat, tokoh desa, dan wakil rakyat.
“Kalau desa kita maju, Garut akan ikut maju. Karangmulya bisa jadi bagian dari desa-desa hebat yang membangun Garut dari pinggiran,” ujarnya disambut tepuk tangan warga.
Dukungan dan Harapan dari Warga
Kegiatan reses ini disambut positif oleh warga. Kepala Desa Karangmulya bersama para tokoh masyarakat mengapresiasi kehadiran Asep Rahmat yang dinilai benar-benar mau turun ke lapangan dan mendengar langsung keluhan warganya.
“Alhamdulillah, kami merasa diperhatikan.
Mudah-mudahan ini tidak berhenti di sini saja, tapi bisa sampai pada realisasi nyata di anggaran nanti,” kata salah satu tokoh agama yang hadir dalam acara tersebut.
Komitmen Jangka Panjang: Hadir Tak Hanya Saat Reses
Menutup kegiatan reses, Asep menegaskan bahwa komitmennya tidak berhenti pada forum reses saja. Ia menyampaikan bahwa dirinya akan terus menjalin komunikasi dan siap turun ke lapangan kapan pun dibutuhkan.
“Reses ini hanya awal. Saya akan terus berjuang agar setiap usulan yang disampaikan bisa masuk ke dalam dokumen perencanaan pembangunan dan terealisasi secara nyata,” tegasnya.
Fondasi Partisipatif Menuju Pembangunan Berkelanjutan
Kegiatan reses yang dilakukan Asep Rahmat membuktikan pentingnya dialog antara masyarakat dan wakil rakyat sebagai bagian dari sistem demokrasi. Dengan komunikasi dua arah yang aktif, pembangunan di daerah bisa lebih tepat sasaran, berkelanjutan, dan menyentuh kebutuhan riil masyarakat.
Melalui langkah konkret seperti ini, harapan warga Karangmulya untuk melihat perubahan positif dalam kehidupan mereka menjadi lebih dekat dengan kenyataan. (**)