
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Seruan “Garut Hebat” yang gencar digaungkan Pemerintah Kabupaten Garut kini mulai dipertanyakan maknanya oleh warga. Salah satu suara kritis datang dari Kang Dadel Lukman, aktivis sosial sekaligus tokoh masyarakat Garut, yang dengan tegas menyuarakan kekecewaannya terhadap kondisi Jalan Proklamasi yang rusak parah dan minim penerangan.
Kondisi jalan yang menghubungkan pusat kota dengan berbagai kawasan strategis itu disebut penuh lubang besar dan gelap gulita di malam hari karena padamnya Penerangan Jalan Umum (PJU). Tidak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga membahayakan keselamatan pengendara yang melintas.
“Apa arti slogan ‘Garut Hebat’ kalau jalan utama di jantung kota saja rusak dan gelap seperti ini? Kalau pusat kotanya saja tak terurus, bagaimana dengan daerah pelosok?” sindir Dadel, saat ditemui awak media pada Jumat malam, 31 Mei 2025.
Kondisi Jalan yang Memprihatinkan
Jalan Proklamasi merupakan salah satu poros vital dalam aktivitas ekonomi warga Garut. Namun ironisnya, jalan tersebut dipenuhi lubang-lubang besar dan tak kunjung diperbaiki. Terlebih di malam hari, gelapnya jalan akibat matinya lampu PJU kian memperparah situasi. Tak sedikit warga yang menjadi korban kecelakaan karena terperosok ke dalam lubang jalan yang tak terlihat.
“Setiap malam gelap gulita. Banyak pengendara motor jatuh karena tidak melihat lubang. Ini sangat berbahaya. Saya heran, ini di pusat kota lho, bukan di perbatasan atau kampung terpencil,” ucap Dadel.
Ia menyebut bahwa kondisi ini sudah berlangsung cukup lama, namun nyaris tidak ada perhatian serius dari pemerintah daerah.
Dekat Kantor Parpol, Tapi Tak Tersentuh Perbaikan
Yang makin memperkuat ironi, Jalan Proklamasi diketahui berada tidak jauh dari kantor partai-partai besar seperti Partai Demokrat dan Partai Gerindra. Kedua partai tersebut bahkan masing-masing memiliki empat dan delapan kursi di DPRD Kabupaten Garut. Namun, kehadiran para wakil rakyat itu dinilai tidak memberi dampak terhadap kondisi nyata di lapangan.
“Ada kantor partai besar, ada para anggota dewan, tapi jalan depan mereka saja dibiarkan rusak. Apa mereka tidak lewat jalan ini setiap hari? Ini bentuk pembiaran dan ketidakpedulian terhadap rakyat,” ungkapnya tegas.
Pemerintah Dituding Lamban dan Tidak Peka
Kang Dadel mengaku telah menyampaikan kondisi ini kepada instansi terkait, termasuk kepada pejabat yang memiliki wewenang dalam bidang infrastruktur, salah satunya Syakur Putri. Namun, hingga saat ini, belum ada tindakan nyata yang dilakukan.
“Saya sudah sampaikan. Tapi pemerintah seperti tutup mata. Jangan tunggu viral dulu baru sibuk, jangan terus fokus pencitraan. Rakyat butuh jalan yang layak, bukan sekadar janji,” katanya dengan nada kecewa.
Menurut Dadel, pembangunan dan perawatan jalan merupakan kebutuhan paling mendasar masyarakat, yang seharusnya menjadi prioritas utama, bukan sekadar proyek tambahan ketika anggaran tersisa.
“Garut Hebat” Harus Dibuktikan, Bukan Dipasang di Baliho
Kritik Dadel juga menyasar kampanye visual pemerintah tentang “Garut Hebat” yang marak terpampang di baliho-baliho besar di sudut-sudut kota. Menurutnya, slogan tersebut hanya akan menjadi hiasan kosong jika tidak dibarengi dengan kerja nyata dan kepekaan terhadap persoalan rakyat.
“Hebat itu bukan di papan reklame. Hebat itu ketika warganya bisa berjalan dan berkendara dengan aman. Ketika jalannya rata, terang, dan tak memakan korban. Kalau jalan rusak saja tak bisa dibereskan, lalu bagian mana dari ‘hebat’ yang bisa dibanggakan?”
Dadel juga menekankan bahwa dirinya tidak sedang mencari panggung, melainkan berbicara sebagai warga yang peduli akan masa depan daerahnya.
“Saya bicara karena cinta Garut. Cinta itu harus kritis. Pemerintah jangan alergi pada kritik. Tugas mereka bukan hanya menghadiri seremoni, tapi memastikan warga tak terjerumus lubang di tengah kota.”
Desakan Evaluasi dan Aksi Nyata
Pernyataan Kang Dadel menyulut respons dari berbagai kalangan. Banyak warga yang menyatakan dukungan terhadap desakannya, termasuk dari kalangan aktivis, tokoh agama, pelaku UMKM, hingga pengemudi ojek online.
Semuanya sepakat bahwa infrastruktur seperti jalan dan penerangan adalah kebutuhan mendasar yang tak bisa ditunda.
Masyarakat juga mendorong agar dilakukan evaluasi kinerja dinas dan pejabat yang bertanggung jawab, termasuk mengungkap bagaimana anggaran perawatan jalan dan
PJU dikelola selama ini.
“Kalau urusan jalan saja gagal, bagaimana mau bicara investasi, pariwisata, atau pembangunan lainnya? Jalan itu fondasi semua aktivitas masyarakat. Harus jadi perhatian utama!” ujar seorang pengusaha toko di kawasan Jalan Proklamasi.
Menanti Jawaban Pemerintah
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Dinas PUPR Kabupaten Garut maupun pejabat lain terkait permintaan perbaikan yang disampaikan oleh Kang Dadel Lukman dan masyarakat.
Namun satu hal yang sudah sangat jelas: publik butuh tindakan nyata, bukan janji politik atau slogan kosong. Jalan Proklamasi menjadi cermin nyata bahwa program “Garut Hebat” tidak bisa hanya sekadar kata-kata, tetapi harus menjelma dalam kebijakan yang menyentuh kebutuhan dasar rakyat.
Karena jika pusat kota saja gelap dan rusak, lalu bagaimana kabar pinggiran Garut? (**)