Ruangrakyatgarut.id — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air menggelar kegiatan Penandatanganan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) Tahap 1 Tahun Anggaran 2025, Kamis (6/11/2025).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk–Cisanggarung ini berlangsung di hotel santika Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut.
Program P3-TGAI merupakan upaya pemerintah dalam mempercepat peningkatan dan pemeliharaan jaringan irigasi desa guna mendukung ketahanan pangan nasional. Selain itu, program ini juga mendorong partisipasi masyarakat petani dalam pengelolaan sumber daya air secara mandiri dan berkelanjutan.
Dalam kegiatan tersebut dilakukan penandatanganan berita acara serah terima pekerjaan antara pihak pelaksana program dengan BBWS Cimanuk–Cisanggarung sebagai bentuk tanggung jawab dan akuntabilitas terhadap pelaksanaan kegiatan irigasi yang telah rampung di berbagai wilayah.
Acara turut dihadiri oleh perwakilan BBWS Cimanuk–Cisanggarung, perangkat daerah terkait, serta kelompok masyarakat penerima manfaat (P3A/GP3A/IP3A).
Melalui kegiatan ini, diharapkan hasil pembangunan P3-TGAI dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat petani, khususnya dalam meningkatkan produktivitas lahan dan efisiensi penggunaan air irigasi di wilayah kerja BBWS Cimanuk–Cisanggarung.
Konsultan Manajemen Balai Tekankan Keterlibatan Masyarakat dan Kualitas Pekerjaan
Program P3-TGAI terus berjalan di berbagai wilayah, termasuk Kabupaten Garut. Hal ini disampaikan oleh Sethi Firdaus, selaku Konsultan Manajemen Balai (KMB) untuk wilayah Garut Tengah, dalam kegiatan pendampingan dan evaluasi pelaksanaan program tahun 2025.
“Program ini merupakan bagian dari P3-TGAI, yaitu peningkatan dan pembangunan saluran irigasi tersier (TCR). Tujuannya memperbaiki tata guna air agar pengairan ke sawah lebih optimal,” ujar Sethi.
Di Kabupaten Garut sendiri terdapat empat KMB yang membawahi wilayah utara, tengah, dan dua wilayah selatan. Sethi menjelaskan, proses perencanaan proyek BBWS dilakukan dengan melibatkan masyarakat secara langsung melalui Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
“Perencanaan dilakukan bersama masyarakat dengan pendampingan tenaga lapangan. Jadi seluruh tahapan sejak awal hingga pelaksanaan benar-benar melibatkan masyarakat agar hasilnya tepat sasaran,” tambahnya.
Menurutnya, indikator keberhasilan program diukur dari peningkatan kualitas infrastruktur irigasi. Jika sebelumnya saluran masih berupa tanah, kini banyak yang sudah dibangun menggunakan pasangan batu, sehingga debit air lebih stabil dan mampu mengairi lahan pertanian secara maksimal.
“Harapannya, dengan pembangunan saluran batu, aliran air ke sawah lebih lancar dan efisien,” jelasnya.
157 Lokasi di Wilayah BBWS, 103 di Antaranya di Garut
Seluruh kegiatan P3-TGAI dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Rata-rata setiap kelompok P3A menerima alokasi dana sebesar Rp195 juta, dengan tambahan 5 persen untuk penyusunan laporan akhir.
Untuk tahun 2025, terdapat 157 lokasi penerima program P3-TGAI di wilayah kerja BBWS Cimanuk–Cisanggarung yang meliputi Kabupaten Garut, Kuningan, Indramayu, dan Majalengka — dengan 103 lokasi di antaranya berada di Kabupaten Garut.
Menanggapi arahan Gubernur Jawa Barat (KDM) agar proyek yang tidak sesuai spesifikasi tidak dicairkan, Sethi mendukung langkah tersebut.
“Itu langkah yang tepat. Kalau memang ada pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi, tentu tidak boleh dicairkan. Kami di lapangan juga memastikan bahwa fisik proyek selesai 100 persen sebelum pencairan dilakukan,” tegasnya.
Ia menambahkan, pihak KMB bersama tenaga pendamping masyarakat aktif melakukan pengawasan dan perbaikan apabila ditemukan kekurangan dalam pembangunan.
“Kalau ada kekurangan volume atau kualitas, langsung kami perbaiki. Kami pastikan pembangunan sesuai rencana, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya,” ungkapnya.
Di akhir wawancara, Sethi menyampaikan pesan kepada seluruh ketua P3A agar menjaga dan memelihara saluran irigasi yang telah dibangun.
“Kami berharap setelah proyek selesai, para ketua P3A terus merawat bangunan irigasi agar awet dan tetap bermanfaat bagi petani,” pungkasnya. (Hilman)
