
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Sebuah potret kemiskinan yang menyayat hati terungkap dari Kampung Cikengkeng, RT 02 RW 05, Desa Wangunjaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat Rumah reyot milik seorang warga lansia bernama Bapak Uju menjadi viral di media sosial usai diberitakan sejumlah media lokal. Kondisinya yang nyaris roboh dan sangat tidak layak huni membuat banyak pihak tergugah.
Berbagai reaksi pun bermunculan. Tak butuh waktu lama, jajaran pemerintah desa dan kecamatan Banjarwangi langsung bergerak. Kepala Desa Wangunjaya bersama Camat Banjarwangi, unsur kepolisian dalam hal ini Kanit Intel Polsek Banjarwangi, serta tokoh agama setempat mendatangi langsung rumah Bapak Uju untuk melihat kondisi yang sesungguhnya.
“Kami sangat prihatin melihat langsung kondisi rumah Pak Uju. Ini tidak sekadar bangunan rapuh, tapi ini potret nyata tentang kemiskinan yang masih ada di tengah masyarakat kita,” ungkap Kepala Desa Wangunjaya saat diwawancarai di lokasi.
Menurut pengakuan warga setempat, Bapak Uju telah lama tinggal di rumah tersebut dalam kondisi serba terbatas. Tidak ada kamar mandi, atap nyaris ambruk, dan dinding rumah hanya disangga oleh kayu-kayu lapuk. Selama ini, ia hanya mengandalkan bantuan dari tetangga dan sanak keluarga yang juga hidup pas-pasan.
Camat Banjarwangi yang turut hadir menyatakan bahwa langkah konkret sedang disiapkan pemerintah. “Kami bersama pihak desa akan segera membedah rumah ini. Namun tentu perlu dirapatkan terlebih dahulu bersama unsur kecamatan dan lembaga-lembaga terkait agar prosesnya sesuai prosedur dan bisa segera dilaksanakan,” ujarnya.
Langkah ini merupakan bentuk respons cepat pemerintah atas situasi darurat sosial yang terjadi. Kepekaan terhadap laporan masyarakat dan viralnya pemberitaan menjadi alarm bahwa perhatian terhadap warga miskin ekstrem harus lebih ditingkatkan.
“Anggaran untuk desa sejatinya bukan hanya untuk pembangunan fisik, tapi juga untuk menjangkau warga-warga yang mengalami kondisi kehidupan seperti Pak Uju ini. Ini yang harus kita benahi bersama,” tambah Camat Banjarwangi.
Selain pemerintah, tokoh agama dan masyarakat juga menyatakan kesiapan untuk membantu melalui gotong royong. Beberapa warga bahkan sudah mulai mengumpulkan material seadanya sebagai bentuk kepedulian terhadap tetangga mereka.
Sementara itu, Kanit Intel Polsek Banjarwangi yang ikut serta dalam peninjauan mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan oleh pemerintah desa dan kecamatan. Menurutnya, kolaborasi antara masyarakat, aparat, dan pemerintahan menjadi kunci dalam menangani kasus-kasus kemanusiaan seperti ini.
Viralnya rumah reyot Bapak Uju di media sosial telah membuka mata banyak pihak bahwa masih ada warga di pelosok desa yang hidup dalam ketimpangan ekstrem. Ini bukan sekadar berita, tapi cermin sosial yang mengajak semua pihak untuk lebih peduli dan bertindak.
Harapannya, program bedah rumah yang akan dijalankan ini menjadi awal dari perubahan hidup yang lebih baik bagi Bapak Uju, sekaligus menjadi pengingat bahwa kesejahteraan tidak boleh berhenti di angka statistik, melainkan harus menyentuh kehidupan nyata setiap warga. (AKA)