
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Di tengah hiruk pikuk dinamika kepemudaan yang terus berkembang, satu babak penting segera ditutup. Okke Muhammad Hadist, tokoh muda yang selama dua periode memimpin Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Garut, secara resmi menyatakan diri akan mengakhiri masa jabatannya.
Setelah lebih dari satu dekade menakhodai organisasi induk kepemudaan ini, Okke bersiap melepas tongkat estafet kepada generasi penerus. Namun, akhir masa jabatan ini bukan semata soal pengunduran diri administratif. Di baliknya, tersimpan kisah panjang tentang perjuangan, pembangunan, dan dedikasi yang membekas bagi perjalanan pemuda Garut.
Dengan sejumlah capaian monumental dan rintisan kebijakan yang berpihak pada pemuda, Okke meninggalkan warisan yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Persiapan Musda: Menata Regenerasi Organisasi
Saat ini, Okke tengah fokus mempersiapkan Musyawarah Daerah (Musda) KNPI Kabupaten Garut, yang menjadi agenda penting untuk menentukan kepengurusan baru. Sesuai mekanisme organisasi yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Musda tidak bisa dilaksanakan secara tiba-tiba. Tahapan penting seperti Rapat Pimpinan Pengurus Daerah (Rapimpurda) harus lebih dulu dilaksanakan.
“Sekarang kita sedang proses verifikasi OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda) yang akan menjadi peserta Musda. Verifikasi ini kita targetkan selesai tanggal 12 Juli 2025. Setelah itu baru Rapimpurda, kemungkinan akhir Juli,” ujar Okke dalam keterangannya.
Meski masa jabatannya secara SK telah berakhir, Okke masih diperbolehkan memimpin hingga enam bulan ke depan untuk menyelenggarakan Musda. Ini sesuai amanat AD/ART KNPI, sehingga masa kepemimpinannya akan efektif berakhir pada Desember 2025.
Warisan Kepemimpinan: Gedung Pemuda hingga Regulasi Kepemudaan
Tak sedikit pencapaian yang berhasil ditorehkan Okke selama memimpin KNPI Garut. Salah satu warisan fisik paling nyata adalah berdirinya Gedung Pemuda Garut sebuah fasilitas representatif yang kini menjadi pusat aktivitas dan kreativitas para pemuda dari berbagai latar belakang.
“Alhamdulillah, selama menjabat saya bisa menghadirkan Gedung Pemuda sebagai wadah berkumpul, berkreasi, dan bertukar ide para pemuda Garut menuju Garut Hebat,” ucap Okke dengan nada syukur.
Tak hanya dalam bentuk bangunan, Okke juga berhasil mendorong aspek regulatif. Di bawah kepemimpinannya, lahir Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2021 tentang Kepemudaan, sebagai bentuk pengakuan hukum terhadap eksistensi dan peran pemuda dalam pembangunan daerah.
Ia juga tengah mengawal penyusunan Peraturan Bupati (Perbup) Kepemudaan, yang merupakan turunan teknis dari Perda tersebut.
“Mudah-mudahan segera di-acc oleh Pak Bupati Syakur, kita sudah rencanakan dan terus kita kawal. Regulasi ini penting agar arah kebijakan kepemudaan lebih sistematis,” tambahnya.
Tidak Akan Mencalonkan Kembali, Tapi Siap Kawal Proses Regenerasi
Sebagai tokoh muda yang telah menjabat selama dua periode, Okke menegaskan bahwa dirinya tidak akan mencalonkan kembali sebagai Ketua KNPI Garut. Hal ini juga sejalan dengan aturan organisasi yang membatasi masa kepemimpinan maksimal dua periode.
“Saya sudah cukup. Dua periode itu bukan waktu yang sebentar. Sekarang saatnya yang lain melanjutkan. Tapi saya akan tetap mengawal proses regenerasi ini agar berjalan dengan baik dan sehat,” ujar Okke dengan tegas.
Beberapa nama mulai mencuat sebagai kandidat kuat untuk menggantikannya. Mereka adalah tokoh-tokoh muda yang cukup aktif dalam kegiatan kepemudaan di Garut, di antaranya Oki, Irvan Kacang, Agil, Baron, Angga, dan Febi.
Namun, Okke mengingatkan bahwa yang terpenting bukan sekadar popularitas, melainkan karakter dan visi calon pemimpin ke depan.
“Kriteria calon Ketua KNPI itu kedah nu nyaah (harus yang cinta) terhadap kepentingan pemuda Garut. Harus kekinian, peka terhadap isu-isu, dan bisa jadi solusi nyata. Jangan hanya pintar berbicara, tapi harus bisa bekerja dan merangkul,” pesannya.
Menuju KNPI Garut yang Lebih Progresif
Okke berharap, ke depan KNPI Garut bisa lebih adaptif terhadap tantangan zaman, terutama dalam menyikapi transformasi digital, isu lingkungan, mental health, kewirausahaan muda, hingga keterlibatan pemuda dalam politik lokal yang sehat dan konstruktif.
“KNPI harus menjadi rumah besar bagi seluruh pemuda. Harus bisa menyatukan, bukan memecah belah. Harus menjadi gerakan perubahan, bukan alat politik sesaat. Ini tanggung jawab kita semua,” pungkasnya.
Dengan berakhirnya masa jabatan Okke Muhammad Hadist, maka satu babak dalam sejarah kepemudaan Garut resmi akan berakhir. Namun, warisan yang ia tinggalkan baik fisik, regulatif, maupun ideologis akan terus menjadi fondasi bagi KNPI dan pemuda Garut untuk melangkah ke masa depan yang lebih cerah dan bermartabat. (**)