
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Sebuah angin segar bagi dunia usaha mikro dan ekonomi kreatif kembali berhembus di Kabupaten Garut. Di tengah geliat kebangkitan ekonomi pasca pandemi dan dinamika sosial yang terus berubah, muncul satu ruang baru yang menawarkan lebih dari sekadar menu kopi dan camilan kekinian. Adalah Cafe 10,2, sebuah tempat nongkrong yang diresmikan pada Selasa, 8 Juli 2025, yang kini menjadi simbol semangat baru anak muda Garut untuk bangkit, berkarya, dan mandiri secara ekonomi.
Peresmian kafe yang berlokasi strategis ini tidak hanya dihadiri oleh pelaku usaha dan komunitas muda kreatif, tetapi juga menarik perhatian dari tokoh penting legislatif dan unsur aparat keamanan. Salah satu yang memberikan, apresiasi dan dukungan adalah Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Garut, Suprih Roziqiin, S.H., M.H.
Dalam wawancaranya, Suprih menyampaikan apresiasi mendalam terhadap keberanian anak-anak muda Garut yang memilih untuk tidak hanya menjadi penonton dalam dinamika ekonomi, tetapi turut menciptakan lapangan kerja melalui wirausaha. Namun, apresiasi terbesar justru diberikan kepada Kapolres Garut, AKBP Muhammad Fajar Gemilang, S.I.K., M.H., M.I.K., yang dinilainya telah berhasil menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat.
“Kami dari DPRD Garut sangat mengapresiasi jajaran Polres Garut. Keamanan dan kenyamanan yang saat ini dirasakan oleh masyarakat tidak terlepas dari kerja keras mereka. Dan keamanan ini adalah modal utama bagi tumbuhnya iklim usaha, termasuk usaha kreatif seperti Cafe 10,2 ini,” tutur Suprih saat di mintai keterangannya melalui sambungan Whatsapp miliknya oleh awak media pada. Rabu,(09/07/2025).
Menurutnya, suasana kondusif di masyarakat merupakan pondasi utama bagi pertumbuhan sektor informal dan ekonomi kreatif. Tanpa jaminan keamanan dan ketertiban, lanjut Suprih, mustahil pelaku usaha dapat berkembang, apalagi mereka yang baru memulai langkah.
Lebih jauh, Ayi menekankan bahwa pembukaan Cafe 10,2 merupakan wujud nyata keberanian generasi muda Garut dalam menjawab tantangan zaman.
Di tengah derasnya arus digitalisasi dan globalisasi, kata Suprih, pemuda harus punya ruang dan keberanian untuk menciptakan karya, bukan sekadar mengikuti tren.
“Garut memiliki sumber daya manusia yang luar biasa. Anak-anak muda kita memiliki ide-ide cemerlang. Namun tanpa dukungan, ruang yang memadai, dan kebijakan yang berpihak, mereka akan kesulitan berkembang. Maka, sinergi antara pemerintah, legislatif, aparat keamanan, dan masyarakat menjadi kunci,” jelasnya.
Cafe 10,2 hadir dengan konsep yang unik dan segar. Bukan hanya tempat untuk menikmati makanan dan minuman, tetapi juga dirancang sebagai ruang interaksi publik yang menggabungkan elemen seni, budaya, dan UMKM. Tempat ini membuka peluang untuk pameran karya seni, diskusi komunitas, hingga ruang ekspresi bagi pelaku usaha kecil lokal.
Riko Pratama (28), salah satu pendiri kafe, tidak bisa menyembunyikan rasa harunya. Dalam wawancara singkat, ia mengaku tidak menyangka dukungan sebesar itu datang dari banyak pihak, termasuk legislatif dan aparat keamanan.
“Kami merasa dihargai. Kehadiran Pak Suprih dan Pak Kapolres adalah bentuk nyata bahwa usaha kecil seperti kami dianggap penting. Ini menyemangati kami untuk terus berkarya dan berkembang. Kami berharap ini bukan akhir, tapi awal dari dukungan yang berkelanjutan,” ujar Riko.
Ia pun berharap agar dukungan yang telah diberikan dapat diwujudkan lebih lanjut dalam bentuk pelatihan, pendampingan perizinan, promosi produk lokal, serta akses pembiayaan yang lebih mudah bagi UMKM baru.
Acara peresmian Cafe 10,2 berlangsung meriah namun penuh makna. Suasana akrab tercipta dari alunan live musik akustik, pameran produk UMKM lokal, dan dialog interaktif bersama komunitas muda kreatif. Turut hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah tokoh masyarakat, aktivis pemuda, pegiat seni, serta perwakilan aparat keamanan yang semuanya hadir untuk memberikan semangat.
Dalam kesempatan yang sama,Suprih menyampaikan bahwa DPRD Garut terus berkomitmen untuk mendorong regulasi yang lebih berpihak kepada pelaku usaha kecil dan menengah. Menurutnya, sudah saatnya pemerintah daerah memiliki strategi ekonomi kreatif yang holistik dan progresif.
“Kami di legislatif sedang meninjau sejumlah regulasi agar lebih pro-UMKM. Perizinan harus dipermudah, birokrasi disederhanakan, dan pelatihan-pelatihan kewirausahaan harus digencarkan. Ini bagian dari upaya membangun ekonomi dari bawah, dari rakyat untuk rakyat,” tegasnya.
Di sisi lain, Suprih juga menyoroti potensi besar Kabupaten Garut di sektor kuliner, pariwisata, dan industri kreatif lainnya yang selama ini belum tergarap optimal. Menurutnya, jika diberi ruang, anak-anak muda Garut mampu menciptakan inovasi luar biasa yang bukan hanya menjawab kebutuhan lokal, tapi juga siap bersaing secara nasional.
“Kita butuh lebih banyak Cafe 10,2 di tiap kecamatan. Kita butuh ruang-ruang kreatif, tempat diskusi, galeri seni, ruang kerja bersama. Semua itu akan menjadi ekosistem baru ekonomi rakyat. Dan anak-anak muda adalah ujung tombaknya,” ucap Suprih penuh semangat.
Sebagai penutup acara, dilakukan pemotongan pita dan doa bersama sebagai simbol dimulainya perjalanan baru dalam dunia usaha bagi Riko dan rekan-rekannya. Harapan dan semangat mengalir dari semua pihak yang hadir, membawa energi positif bagi geliat ekonomi lokal Garut ke depan.
Dalam pernyataan terakhirnya,Suprih Roziqiin kembali mengajak pemuda Garut untuk tidak takut bermimpi dan terus berinovasi.
“Jangan ragu untuk memulai. Jangan takut gagal. Yakinlah bahwa niat baik, kerja keras, dan keberanian akan membawa hasil. Saya akan selalu mendukung usaha kalian. Mari kita bangun Garut bersama, dari bawah, dari usaha-usaha kecil yang penuh semangat dan cita-cita besar,” pungkasnya.
Dengan peresmian Cafe 10,2, bukan hanya bisnis baru yang diluncurkan, tetapi juga semangat baru untuk sebuah Garut yang lebih kreatif, mandiri, dan sejahtera. (**)