
Garut,Ruangrakyatgarut.id – Dalam upaya membangun sinergi antara aspirasi masyarakat dan arah kebijakan pembangunan yang progresif, Anggota DPRD Kabupaten Garut dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Nur Jamaluddin, S.H., M.H., menggelar kegiatan reses masa sidang ketiga Tahun 2025.
Reses yang digelar pada Senin, 7 Juli 2025 ini berlangsung di Aula Local Education Center (LEC), Jalan Guntur Sari, Kelurahan Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat,dan dihadiri oleh masyarakat umum, pelaku usaha mikro, perwakilan tokoh masyarakat, serta kalangan akademisi.
Sementara kegiatan reses kali ini mengambil tema sentral “Inovasi dan Digitalisasi untuk Penguatan SDM dan Ekonomi Kerakyatan”.
Dalam sambutannya, Muhammad Nur Jamaluddin menekankan bahwa pendekatan pembangunan ke depan haruslah menyesuaikan kebutuhan masyarakat berbasis potensi lokal, sekaligus merespons tantangan global melalui penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang digital.
“Kami ingin membuktikan bahwa kegiatan reses bukan hanya ajang seremonial. Ini adalah forum strategis untuk menyerap langsung aspirasi masyarakat sekaligus mengenalkan arah kebijakan yang responsif terhadap perkembangan zaman,” ujarnya tegas.
Pendampingan Lima Bidang Prioritas: Fokus pada Potensi dan Kebutuhan Tiap Wilayah
Dalam paparannya, Nur Jamaluddin menjabarkan lima bidang utama pendampingan yang menjadi fokusnya, yaitu:
Bidang Keagamaan – sebagai landasan moral dan spiritual dalam pembangunan masyarakat,
Bidang Sosial – termasuk pemberdayaan komunitas dan pelayanan kesejahteraan sosial,
Infrastruktur – yang menyangkut pembangunan sarana prasarana publik,
UMKM dan Ekonomi Kreatif – sebagai penggerak ekonomi berbasis rakyat,
Pertanian dan Peternakan – untuk mengembangkan kemandirian pangan dan ketahanan ekonomi desa.
Ia menambahkan bahwa program-program tersebut tidak digulirkan secara instan, melainkan melalui perencanaan bertahap yang matang.
“Kita tidak bisa asal usul program. Harus melalui tahapan usulan yang disusun di tahun 2025, agar bisa masuk ke penganggaran 2026 dan terealisasi secara nyata di 2027,” jelasnya.
Pendekatan ini dilakukan dengan menyesuaikan program pendampingan pada potensi unggulan tiap desa binaan. Misalnya, wilayah Banyuresmi difokuskan pada sektor pertanian jagung, tembakau, dan padi; Kadungora dikenal kuat dalam industri konveksi; sementara Leles diberdayakan dalam pengembangan usaha rumahan, seperti keripik dan kerupuk.
Tarogong Jadi Kawasan Percontohan Transformasi Digital
Khusus untuk wilayah Tarogong Kidul dan Tarogong Kaler, Nur Jamaluddin menyatakan komitmen kuat untuk menjadikan kawasan ini sebagai pusat pelatihan digital dan transformasi ekonomi berbasis teknologi.
Sebagai bentuk konkret dari inisiatif ini, pada reses kali ini ia menghadirkan narasumber spesial, Dr. Indra, seorang dosen di bidang Ekonomi Digital Syariah dari salah satu perguruan tinggi ternama. Kehadirannya membuka wawasan masyarakat tentang pentingnya literasi digital, serta bagaimana teknologi bisa menjadi alat akselerasi ekonomi, khususnya bagi pelaku UMKM.
“Di era digital saat ini, masyarakat harus bisa memanfaatkan platform digital untuk produktivitas ekonomi. Kita tidak boleh tertinggal. Di sinilah pentingnya pelatihan dan pendampingan yang tepat sasaran,” ujar Nur Jamaluddin.
Program Pelatihan Berbasis Teknologi: UMKM Melek Digital
Selama kegiatan, diperkenalkan pula sejumlah program pelatihan berbasis teknologi, seperti:
Keterampilan dasar dan lanjutan penggunaan aplikasi digital,
Pengelolaan toko online dan pemasaran digital (digital marketing),
Penggunaan teknologi finansial (fintech) untuk pengelolaan keuangan usaha,
Pengembangan produk digital berbasis lokal.
Nur Jamaluddin juga menyuarakan pentingnya kehadiran negara dalam memberikan dukungan nyata terhadap pelatihan yang fleksibel dan mudah diakses masyarakat.
“Pemerintah harus memfasilitasi pelatihan yang adaptif, tidak kaku, dan sesuai perkembangan zaman. Baik itu melalui platform online maupun pendampingan langsung,” tegasnya.
Masyarakat Desa Jangan Tertinggal: Aspirasi dan Harapan Mengemuka
Sesi diskusi terbuka menjadi momen paling dinanti dalam kegiatan reses ini. Banyak peserta menyampaikan persoalan mereka, mulai dari keterbatasan infrastruktur digital, minimnya pelatihan di daerah pedesaan, hingga kurangnya akses modal usaha.
Menanggapi hal tersebut, Nur Jamaluddin menegaskan kembali komitmennya untuk memperjuangkan agar seluruh lapisan masyarakat, termasuk yang tinggal di daerah pelosok, mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengakses pelatihan dan pendampingan.
“Transformasi digital bukan hanya untuk masyarakat kota. Kita akan dorong pelatihan berbasis desa, agar anak muda dan pelaku usaha di pelosok pun bisa berkembang,” ucapnya penuh semangat.
Jembatan Aspirasi dan Harapan Masa Depan
Kegiatan reses ini diakhiri dengan sesi foto bersama, namun meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. Banyak yang mengapresiasi pendekatan Nur Jamaluddin yang tidak hanya menyerap aspirasi, tapi juga memberi solusi konkret melalui program berbasis inovasi dan teknologi.
Dalam pernyataan penutupnya, Nur Jamaluddin menyampaikan harapan agar hasil reses ini dapat menjadi bahan pertimbangan serius dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah.
“Saya ingin reses ini menjadi jembatan antara harapan masyarakat dan kerja nyata pemerintah. Kita ingin mewujudkan Garut yang cerdas, mandiri, dan siap bersaing dalam era globalisasi,” pungkasnya.
Dengan langkah-langkah inovatif yang berpijak pada kebutuhan rakyat, Nur Jamaluddin menunjukkan bahwa wakil rakyat tidak hanya hadir saat kampanye, tetapi bekerja nyata dalam menyongsong masa depan Garut yang lebih maju dan berdaya saing. (**)